Suara.com - Ma'ruf Amin mendatangi Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan pengawalan ketat pasukan pengaman presiden (Paspampres).
Pantauan Suara.com, Ma'ruf Amin datang menggunakan Toyota Alphard bernomor polisi B 5 MRF dengan dikawal dua mobil polisi lalu lintas, satu motor besar polantas, dua sepeda motor besar paspampres, satu mobil Toyota Alphard dengan pasukan paspampres yang bersenjatakan lengkap.
Rombongan tersebut mengantar Ma'ruf Amin menuju lobby utama Gedung Bursa Efek Indonesia. Saat Ma'ruf Amin keluar dari mobil, pasukan paspampres berbaju batik langsung melakukan pengamanan.
Beberapa pihak BEI terlihat menyambut Ma'ruf di depan lobby. Ma'ruf memang dijadwalkan mendatangi seminar yang membahas ekonomi syariah dalam menghadapi perkembangan teknologi.
Dari depan lobby hingga masuk ke hall utama, keberadaan Ma'ruf cukup menyita perhatian para pegawai yang berada di Gedung BEI.
Paspampres berbatik biru dengan perawakan tegap pun mengelilingi langkah Ma'ruf untuk membuka jalan yang terhalang juru foto dan para pewarta.
Sesampainya di hall utama, kehadiran Ma'ruf langsung disambut oleh beberapa pihak penyelenggara acara. Ma'ruf langsung menempati kursi paling depan untuk bersiap memberi kata sambutan.
Dia memberikan beberapa pandangan terkait ekonomi syariah dan ekonomi kerakyatan di era perkembangan teknologi dan digital di Indonesia.
Ia mengatakan, kemajuan teknologi sangat berguna untuk memajukan keuangan syariah dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip syariah dan kemaslahatan umat.
Baca Juga: JK Minta Ahok Tak Masuk Timses Jokowi, Maruf Amin: Bagus
Tidak hanya itu, aplikasi fintech juga harus memfasilitasi masyarakat bagi yang ingin melakukan amal dan zakat.
"Fintech yang diterapkan sesuai dengan prinsip dan nilai ekonomi syariah tidak hanya berjalan pada sektor keuangan syariah komersial, namun juga dapat mencakup implementasi pada keuangan sosial syariah seperti pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq, shadaqah dan wakaf," ujarnya.
Namun Ma'ruf menegaskan, perkembangan ekonomi syariah jangan sampai tidak berpihak kepada umat non muslim di Indonesia.
Perkembangan teknologi ekonomi syariah harus menguntungkan seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
"Ekonomi umat bukanlah milik umat Islam semata. Ketika ekonomi umat dikembangkan dalam koridor umat Islam sebagai mayoritas, tidak berarti mengesampingkan umat minoritas lainnya. Mengembangkan ekonomi umat berarti memberdayakan semuanya, menitikberatkan pada pemerataan, keadilan sosial dan kepedulian," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan