Suara.com - Pemerintah akan membuat kebijakan baru untuk membuat harga karet meningkat lagi. Salah satunya dengan cara membuat kebijakan bersama dengan negara penghasil karet Thailand dan Malaysia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, saat ini harga karet sudah tidak sesuai dengan suplai dan permintaan. Dia menerangkan, saat ini pasokan karet sedang banyak, namun permintaannya hanya sedikit, sehingga mempengaruhi harga karet tersebut.
"Berarti tidak sesuai dengan fundamentalnya. Itu karena, pembentukan harga karet alam langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh bursa-bursa feature market. Terutama di Shanghai, di Singapura juga ada," ujar Darmin dalam konferensi pers, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (25/2/2019).
Untuk diketahui, patokan harga karet internasional berdasarkan bursa Tokyo Commodity Exchange (TOCOM). Berdasarkan Bloomberg, harga karet sebesar 196.80 yen per kilo gram atau setara Rp 24.696 (1 yen = Rp 126).
Darmin mengungkapan, kebijakan tersebut bisa dilakukan tiga negara yakni Indonesia, Thailand, dan Malaysia sepakat untuk mengurangi ekspor karet sebesar 200 ribu-300 ribu ton. Kemudian nantinya, pemerintah masing-masing negara akan kembali lagi menghitung untuk berapa proposional produk karet.
"Saat ini produksi karet Thailand masih pertama sebesar 52 persen, tempat kedua Indonesia 38 persen, dan Malaysia kira-kira 10 persen. Bisa terjadi harga meningkat sedikit lebih tinggi dari fundamentalnya, setelah 3 bulan berlaku harga tdk turun lagi. Kebijakan kedua akan bekerja," imbuh dia.
Mantan Gubernur Bank Indonesia ini melanjutkan, jika kebijakan pertama tidak manjur, maka ketiga negara sudah menyiapkan kebijakan kedua yaitu, mempromosikan penggunaan karet alam di dalam negeri. Saat ini, karet alam sudah dipergunakan di industri ban.
"Tapi, kita baru mulai menggunakan karet alam sebagai aspal. Itu jalan. Baru mulai tahun ini dan belum banyak. Akan gunakan sebanyak mungkin di mana Menteri PU sedang menyelesaikan standar aspal yang dicampur dengan karet. Baik untuk di pusat, provinsi, dan kabupaten. Sehingga jumlahnya akan cukup besar," ucap dia.
Darmin menerangkan, jika rencana tersebut tak berhasil kebijakan terakhir pemerintah akan melakukan peremajaan perkebunan karet. Artinya, dalam perkebunan karet tidak hanya ditanam bibit tanaman karet, tetapi tanaman komoditas lainnya. Saat ini terdapat 3,6 juta hektare perkebunan karet di Indonesia.
Baca Juga: Banyak Jabatan Kosong di Pemprov DKI, Anies Akan Lelang Jabatan
"1 hektare diremajakan karet rakyat, maksimal yang ditanam karet 0,6 ha Cukup 60 persen, nanti 40 persen terserah rakyat mau menanam apa, kopi, holtikultura, terserah saja. Dengan demikian, kalau kita bisa meremajakan besar tiap tahun, itu akan kemudian bisa menyerap atau mengurangi juga sementara," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
Jadwal Libur IHSG Desember 2025 dan Sepanjang Tahun 2026 Lengkap
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?
-
Gakkum ESDM Buka Suara Soal Viral Aktivitas Tambang di Gunung Slamet
-
COO Danantara Donny Oskaria Tinjau Lahan Relokasi Warga Korban Bencana di Aceh Tamiang
-
Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025
-
Kemenkeu Sentil Pemda Buntut Dana 'Nganggur' di Bank Tembus Rp 218,2 Triliun per November
-
Menperin: Harus Dibuat Malu Pembeli Produk Impor yang Sudah Diproduksi di Dalam Negeri
-
Target DEWA Melejit ke Rp750, Harga Saham Hari Ini Mulai Merangkak Naik
-
Purbaya Mudahkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana Rp 43,8 Triliun Tahun Depan
-
Bank Mandiri Bagi Dividen Rp9,3 Triliun, Ini Jadwalnya