Suara.com - Bantuan alat mesin pertanian (alsintan), yang diberikan Kementerian Pertanian (Kementan) kepada petani melalui kelompok tani (poktan) atau gabungan kelompok tani (gapoktan), sebaiknya dimanfaatkan sesuai peruntukannya. Hal ini juga termasuk ratusan alsintan untuk Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan.
Menurut Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, jumlah keseluruhan bantuan alsintan dari pemerintah pusat terdiri dari hand traktor rotary 200 unit dan cultivator 100 unit untuk gapoktan se-Kabupaten HST.
"Jangan sampai alsintan hanya disimpan di rumah atau dijual. Itu harus dioptimalkan supaya tepat sasaran," katanya, Jakarta, Selasa (16/4/2019).
Menurut Sarwo Edhy, apabila alsintan bisa dikelola dengan baik, maka akan memberi penghasilan tambahan bagi petani. Poktan atau gapoktan bisa membentuk UPJA, koperasi dan kelompok usaha bersama (KUB) untuk mengembangkan alsintan bantuan pemerintah.
"Contohnya seperti yang dilakukan kelompok mahasiswa di Sumatera Selatan yang mengelola alsintan dengan mendirikan KUB. Dalam waktu tiga bulan, hasil dari sewa alsintan sudah mencapai Rp 170 juta," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Zainuddin menyampaikan, para poktan di Bumi Murakata patut berbangga.
"Karena pemerintah pusat di era Presiden Joko Widodo saat ini, sangat peduli dengan memberikan bantuan alsintan kepada para petani," katanya.
Dia berharap, alsintan itu dapat dimanfaatkan dan dirawat sebaik mungkin oleh anggota gapoktan dan digunakan secara maksimal untuk pertanian.
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Bupati HST, H A Chairansyah. Ia menyerahkan 3 unit hand traktor rotary dan 3 unit cultivator kepada Gapoktan Harida Desa Binjai Pirua, Gapoktan Ruhui Rahayu Desa Mundar dan Gapoktan Bina Bersama Desa Panggung.
Baca Juga: Program Modernisasi Kementan Jadi Upaya Tingkatkan Ketahanan Pangan
"Faktor kesuksesan pertanian tak luput dari penunjang-penunjang lainnya, salah satunya adalah alat pertanian. Alat pengolahan tanah dan mesin panen (combine harvester) sangat membantu efesiensi waktu petani saat pengolahan tanah dan panen seperti ini," tuturnya.
"Kami juga berpesan kepada petani agar terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi maupun produktivitasnya, baik dengan menerapkan teknologi-teknologi baru di bidang pertanian maupun dengan menambah luas lahan dan jumlah tanamannya," kata Chairansyah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan