Suara.com - Produsen mobil di India, Maruti Suzuki mengatakan memangkas sejumlah tenaga kerja temporer untuk mengatasi menurunnya penjualan mobil. Hal ini menambah masalah pengangguran di negara terbesar ketiga di Asia itu.
Seperti dilansir dari Reuters, industri kendaraan menyumbang hampir setengah sektor manufaktur India. Penurunan penjualan ini menjadi yang terburuk dalam satu dekade dengan penjualan kendaraan jatuh sangat cepat.
Maruti Suzuki menjelaskan telah memperkerjakan 18.845 pekerja sementara dalam enam bulan terakhir pada 30 Juni 2019, turun 6 persen atau 1.181 dari periode yang sama dibandingkan tahun lalu. Perusahaan memberikan informasi pemutusan hubungan karyawan atau PHK telah dipercepat sejak April.
Diketahui, tingkat pengangguran di India naik menjadi 7,51 persen pada Juli 2019 dari 5,66 persen pada tahun sebelumnya. Angka ini tidak termasuk pekerja harian dan pekerja setengah menganggur.
Maruti Suzuki yang sebagian besar dimiliki oleh Suzuki Motor Jepang mengatakan belum mengurangi tenaga kerja permanen dari jumlah 15.892. Mereka menolak untuk memberikan informasi pengurangan lebih lanjut.
Sementara untuk sektor penjualan, Maruti Suzuki yang memproduksi kendaraan penumpang kedua terbesar di India melaporkan penurunan penjualan sebesar 33,5 persen pada Juli menjadi 109.265 kendaraan dibandingkan Juli 2018.
Ketua Maruti Suzuki India RC Bhargava mengatakan tenaga kerja dikurangi mencerminkan perlambatan dalam bisnis. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa produsen mobil terkadang memiliki pekerja temporer.
"Salah satu konsekuensi dari perlambatan adalah pemain yang lebih lemah merasa sulit untuk bertahan hidup. Kapan konsolidasi terjadi dalam bisnis? Hanya ketika terjadi masa sulit," ujarnya.
Sedangkan Asosiasi Produsen Komponen Otomotif India (ACMA) akan memangkas seperlima dari 5 juta tenaga kerja jika penurunan berlanjut. Penurunan penjualan mobil dinilai beresiko untuk pekerja di industri.
Baca Juga: Ingin Produk Amerika Berjaya, Donald Trump Ancam Sektor Otomotif Eropa
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Emas Antam Bangkit, Harganya Meloncat Jadi Rp 2.354.000 per Gram
-
Persaingan Kartu Kredit Semakin Ketat, Bank Syariah Optimis Bakal Tumbuh Positif
-
7 Pilihan Lokasi Tanah Murah di Sekitar Bekasi Barat, Ada Akses Transum
-
Bank Indonesia Gebrak Pasar Korea! QRIS Jadi Andalan Transaksi
-
TLKM Spin-off Aset Senilai Rp48 Triliun, Target Harga Saham Naik Lebih 30 Persen?
-
Apa Itu LSP TDDI: Cek Syarat dan Cara Mendapatkan Sertifikasi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Stabil Rp 2,4 Jutaan, Stok Antam Habis?
-
Warga Ujung Negeri Kini Hidup dalam Terang, Listrik PLN Bawa Harapan Baru
-
SIG Pimpin BUMN Klaster Infrastruktur Perkuat Riset Konstruksi Rendah Karbon
-
Perusahaan Rokok Sampoerna Beli Patriot Bond Rp 500 Miliar, Ini Tujuannya