Suara.com - Di usianya yang menginjak 273 tahun, PT Pos Indonesia (Persero) memiliki cita-cita. Selain ikut serta dalam memberikan pelayanan terbaik, Pos Indonesia juga ingin menjadi relevan bagi Indonesia hingga ratusan tahun ke depan.
Walaupun berbagai bisnis model berbeda tiap waktu, namun Pos Indonesia tetap berkomitmen untuk hadir bagi masyarakat.
“Yang namanya bisnis model, landscape bisnis dan industri sangat cepat berubah dan datang silih berganti. Namun yang terpenting adalah bagaimana Pos Indonesia bisa tetap hadir bagi masyarakat Indonesia,” ujar Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Gilarsi W. Setijono.
Pos Indonesia, sejatinya hadir bagi masyarakat, baik di kota besar maupun daerah terluar Nusantara.
“Pos Indonesia tetap ingin setia melayani dan relevan bagi bangsa Indonesia dimanapun berada,” ujarnya.
Gilarsi menegaskan, menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada akhirnya bukan lagi tugas militer saja, tapi juga menjadi tugas perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini. Ini berarti, menjaga kedaulatan NKRI merupakan salah satu tugasnya.
“Siapa penjaga tapal batas kedaulatan NKRI? Jawabannya adalah Pos Indonesia. Pos Indonesia menjadi relevan bagi kebutuhan republik ini, baik secara komersial maupun humanity,” tegas Gilarsi.
Ia mengatakan, masih ingat dengan pulau Sipadan dan Ligitan yang diambil oleh Malaysia hingga sengketanya dibawa ke mahkamah internasional? Hal itu bisa terjadi karena Pos Indonesia tidak hadir di dua pulau terluar tersebut.
“Andai saja Pos Indonesia ada di kedua pulau tersebut, maka sudah bisa dipastikan bahwa pulau-pulau itu akan tetap menjadi milik Ibu Pertiwi,” ujarnya lagi.
Baca Juga: 273 Tahun Pos Indonesia, Ingin Tetap Relevan Sepanjang Masa
Berita Terkait
-
273 Tahun Pos Indonesia, Ingin Tetap Relevan Sepanjang Masa
-
Nasib PT Pos, Menkominfo: Pernah Diinisiasi Jadi Layanan Seperti Bank
-
Hadapi Revolusi Industri 4.0 Pos Indonesia Siap Ganti Model Bisnis Lama
-
Model Bisnis PT Pos Indonesia Ketinggalan Zaman, KemenBUMN: Kita Ubah
-
PT Pos Bantah Pinjam Duit ke Bank buat Gaji Karyawan dan Mau Bangkrut
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Pertamina Klaim Masih Negosiasi dengan SPBU Swasta soal Pembelian BBM
-
Bahlil: BBM Wajib Dicampur Etanol 10 Persen
-
Didesak Beli BBM Pertamina, BP-AKR: Yang Terpenting Kualitas
-
BPKH Buka Lowongan Kerja Asisten Manajer, Gajinya Capai Rp 10 Jutaan?
-
Menkeu Purbaya: Jangan Sampai, Saya Kasih Duit Malah Panik!
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?
-
IHSG Sempat Cetak Rekor Level Tertinggi 8.200, Ternyata Ini Sentimennya