Suara.com - Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi mengatakan salah satu pembahasan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Raja Malaysia Seri Paduka Baginda The Yang Dipertuan Agong XVI, Al- Sultan Abdullah Ri’ayatauddin Al Mustafa Billah Shah Ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al- Musta’in Billah yakni soal diskriminasi sawit oleh Uni Eropa.
Dalam pertemuan tersebut kata Retno, kedua negara sepakat melawan diskriminasi kelapa sawit.
"Sekali lagi, kita menekankan kembali pentingnya kedua negara untuk bersatu melawan diskriminasi kelapa sawit," ujar Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa (27/8/2019).
Kata Retno, saat ini dalam konteks ASEAN dan Uni Eropa juga sudah sepakat membentuk working group on palm oil. Menanggapi hal tersebut, Retno menuturkan dirinya sudah berbicara langsung dengan Menlu Uni Eropa Federica Mogherini.
"Dalam konteks ASEAN dan EU, pada akhirnya disepakati untuk membentuk working group. Saya bicara dengan Menlu EU Federica Mogherini, saya bicara kita membentuk working group untuk mengarah ke mana. Itu kita satukan dulu. Saya tidak mau ketika working group sudah mulai berjalan, tetapi agendanya berbeda. Saya tidak mau. Sebelum working group, saya minta kedua belah pihak menentukan TOR, mau bekerja, mau mengarah ke mana," kata dia.
Tak hanya itu, terlebih dahulu dipastikan juga terkait penyerapan sawit dalam negeri. Langkah konsisten tersebut dilakukan saat Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad.
"Presiden juga menyampaikan bahwa selain mencari cara tetapi juga perlu cari jalan lain untuk penyerapan dalam negeri kelapa sawit. Kita kan B20, kemudian akan B30 dan sebagainya. Ini akan secara konsisten disampaikan ketika bertemu Tun awal bulan, dan pada saat bertemu Agong," kata dia.
Retno menuturkan Indonesia-Malaysia memperjuangkan kepentingan ASEAN dalam melawan diskriminasi sawit. Karena itu kata dia, diskriminasi kelapa sawit bukan hanya menjadi concern Indonesia dan Malaysia, namun ASEAN.
"Kalau kita melihat keadaan seperti itu, berarti apa yang harus kita persiapkan. Tentunya upaya untuk melawan diskriminasi itu satu hal. Kita akan lakukan terus. Kondisinya sebenarnya lebih bagus dalam artian bahwa kalau masa lalu berjuang sendiri-sendiri, sekarang berjuang bersama. Sehingga lebih mantap berjuang," ucap dia.
Baca Juga: Minyak Kelapa Sawit Dianggap Membahayakan Kesehatan, Apa Kata BPOM?
Lebih lanjut, Retno mengatakan Indonesia-Malaysia juga harus menyiapkan langkah-langkah lain dalam perjuangan melawan diskriminasi sawit. Misalnya kata dia, mencari pasar lain di luar Uni Eropa.
"Karena, toh, tujuan ekspor ke Uni Eropa tidak mayoritas. Masih banyak pasar yang dapat menyerap kelapa sawit kita, misalnya China. Space yang ada masih sangat banyak, pada saat PM Xi Jinping bertemu Presiden Joko Widodo, mereka ingin meningkatkan," ucap dia.
Sebelumnya, kedatangan Raja Malaysia ke Indonesia mendapat penyambutan upacara kenegaraan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019).
Selanjutnya, Jokowi dan Raja Malaysia menanam pohon di kawasan Istana Kepresidenan Bogor. Usai menanam pohon, Jokowi yang didampingi Iriana mengajak Raja Malaysia dan permaisuri mengelilingi Kebun Raya Bogor dengan menggunakan mobil golf atau golf car.
Jokowi pun yang menyupiri langsung Raja Malaysia untuk berkeliling ke Kebun Raya Bogor.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Harga Perak: Turun Tipis Dalam Sepekan, Harga Dunia Menguat
-
Gaji Pensiunan ASN, TNI Dan Polri Taspen Naik Tahun 2025: Cek Faktanya
-
AADI Tebar Dividen Interim Rp4,17 Triliun, Potensi Rp 536 per Saham: Cek Jadwalnya
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya
-
Industri Pelayaran Ikut Kontribusi ke Ekonomi RI, Serap Jutaan Tenaga Kerja
-
Emiten CGAS Torehkan Laba Bersih Rp 9,89 Miliar Hingga Kuartal III-2025