Suara.com - Mata uang digital atau Criptocurrency milik Facebook, Libra berpotensi disalahgunakan oleh beberapa pihak di Uni Eropa. Terlebih, Libra bisa digunakan untuk menyimpan uang hasil pencucian orang oleh beberapa pihak di Uni Eropa.
Ketua Otoritas Perbankan Eropa (EBA) Jose Manuel Campa mengatakan, butuh pengawasan lebih terhadap mata uang Libra agar tak salah digunakan.
"Pengawas telah mengeluarkan peringatan investor sebelum Libra bahkan diperdebatkan bahwa cryptoassets bisa menjadi saluran untuk kegiatan pencucian uang," kata Campa seperti dilansir dari Reuters, Jumat (6/9/2019).
Menghentikan pencucian uang telah menjadi pembahasan di Eropa setelah serangkaian skandal di beberapa bank, termasuk Danske Bank.
Untuk diketahui, Facebook telah meluncurkan Libra, mata uang digital yang akan memungkinkan pengguna melakukan pembayaran internasional melalui Messenger dan platform grup lainnya seperti WhatsApp.
Cara kerjanya, para pengguna membeli Libra dan menyimpan saldo dalam dompet digital Facebook, yang disebut Calibra.
Mereka juga dapat melakukan transfer, misalnya ke anggota keluarga di negara lain, atau membeli barang dan jasa dari pengecer online yang ada di Facebook.
Selain Calibra, pengguna dapat membeli dan menjual Libra melalui dompet pihak ketiga atau pengecer lokal, seperti toko grosir, dengan cara yang sama seperti pemilik ponsel yang mengisi ulang data mereka.
Facebook menjelaskan alasan utama meluncurkan Libra adalah untuk memfasilitasi transaksi keuangan yang lebih inklusif bagi pengguna yang ditolak oleh sistem keuangan formal.
Baca Juga: AS Usul Larangan Perusahaan Teknologi Keluarkan Mata Uang Digital
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Layanan Digital Makin Tinggi, Bank Mandiri Hasilkan Fee Based Income Rp 5,48 Triliun
-
Pertama Kalinya Setelah Pandemi, Pertumbuhan Ekonomi China Melambat
-
Soal Popok Bayi Kena Cukai, DJBC Buka Suara
-
Tak Hanya Soal Bisnis, Danantara Beri Tugas Penting ke Dua Direksi Ekpatriat Garuda Indonesia
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Bumi Berseru Fest 2025: Telkom Umumkan 42 Inovator Terbaik, Eco Produk sampai Teknologi Hijau
-
Efisiensi Meningkat: BPPTD Mempawah Pangkas Biaya Perawatan 30% Berkat Antares Eazy
-
BSI Kantongi Izin Jasa Simpanan Emas, Harga Jadi Terjangkau?
-
Indonesia Jual Emisi Karbon 12 Juta Ton ke Norwegia, Setara Hilangkan 2,6 Juta Mobil dari Jalanan