Suara.com - Kementerian Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Tropika menggelar panen pisang raja di Kecamatan Luhak, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat, Minggu (13/10/2019).
"Pada kesempatan ini, kami menggandeng PT. Kiniko untuk melakukan panen bersama dan melihat potensi komersialisasinya," ujar Kepala Balai Penelitian Buah Tropika Ellina Mansyah ke lokasi Minggu siang ini.
Ellina mengatakan, penelitian dan komersialisasi ini dilakukan sebagai salah satu output dalam menghasilkan varietas unggul berbasis teknologi canggih. Upaya ini juga telah membuahkan hasil yang bagus, yakni berkembangnya Pisang Raja Kinalun.
"Pisang ini adalah varietas unggul yang mempunyai keunggulan toleran terhadap serangan penyakit layu bakteri dan fusarium. Buah pisang Raja Kinalun yang matang sempurna dan sudah dipanen dapat disimpan hingga 24 hari," katanya.
Ellina menjelaskan, pisang ini sangat cocok dijadikan produk olahan dan bahan baku industri seperti tepung pisang. Sedangkan untuk nilai bobot dan kualitas, satu tandan pisang ini memiliki 8-9 sisir dengan berat rata-rata mencapai 12-18 kilogram.
"Jadi, setiap sisir pisang ini terdiri dari 12-14 buah dengan panjang 10-14 cm. Sementara secara keselurahan, total pisang ini berkisar 100-105 buah per tandan," katanya.
Menurut Ellina, untuk tahap awal pengembangan pisang ini telah ditanam sebanyak 200 rumpun dan mulai menghasilkan berbagai kualitas unggul. Meski demikian, perkembangan pisang ini masih terkendala oleh minimnya akses pasar.
"Maka itu, percepatan komersialisasi perlu dilakukan, antara lain melalui intervensi dengan menghubungkan petani dengan pelaku pasar dalam hal ini dengan PT. Kiniko. Perusahaan ini telah terkenal sejak lama dan telah berhasil dalam komersialisasi berbagai produk olahan pertanian," tukasnya.
Sebagai informasi, dalam menjalankan usahanya perusahaan Kiniko langsung bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat. Saat ini, perusahaan yang berlokasi di daerah Kecamatan Salimpaung ini menjadi salah satu destinasi wisata Sumatera Barat karena berada di atas tinggi permukaan laut dengan cuaca sejuk.
Baca Juga: Kementan Ajak Milenial Manfaatkan Teknologi untuk Tingkatkan Daya Saing
Berita Terkait
-
Kementan Ajak Milenial Manfaatkan Teknologi untuk Tingkatkan Daya Saing
-
Kopi Asal Kintamani Makin Digemari Pasar Dunia
-
Guru Besar IPB : Pembangunan Pertanian 5 Tahun Terakhir Dilakukan Optimal
-
Kementan Validasi Berkurangnya Luas Baku Lahan Sawah di Sumatera Utara
-
YESS, Siap Lahirkan Wirausaha Milenial
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Aguan Punya Mal Baru Seluas 3,3 Hektare, Begini Penampakkannya
-
Gudang Beku Mulai Beroperasi, BEEF Mau Impor 16.000 Sapi Tahun Depan
-
Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April
-
Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
-
Purbaya Pesimis DJP Bisa Intip Rekening Digital Warga Tahun Depan, Akui Belum Canggih
-
Sempat Tolak, Purbaya Akhirnya Mau Bantu Danantara Selesaikan Utang Whoosh
-
Purbaya Duga Pakaian Bekas Impor RI Banyak dari China, Akui Kemenkeu Lambat Tangani
-
Purbaya Tak Mau Lagi Bakar Baju Bekas Impor, Pilih Olah Ulang-Jual Murah ke UMKM
-
IHSG Loyo di Penutupan Jelang Akhir Pekan, Dipicu Pelemahan Ekonomi China
-
Ekonom Ungkap Data dari 'Purbaya Effect' ke Perekonomian Nasional