Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan bahwa Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu dimulai dengan situasi ekonomi yang lambat.
Darmin bercerita, kala itu ketika Presiden Jokowi bersama dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) naik tahta pada 2014 silam, pemerintahan Jokowi harus menerima keadaan bahwa kondisi ekonomi baik global maupun domestik sedang terjadi perlambatan.
"Pemerintah Jokowi-JK yang segera berakhir pada hari ini, itu dimulai dalam situasi ekonomi kita sedang melambat. Kenapa? Waktu itu tahun 2012-2013 harga Sumber Daya Alam (SDA) sedang turun, sehingga pemerintah ini dimulai dari periode lingkungan ekonomi sedang mengarah ke perlambatan," kata Darmin dalam acara perpisahan kabinet kerja tim ekonomi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Menurut Darmin, saat Presiden Jokowi kembali memimpin pada periode 2019-2024, kondisi yang sama harus dirasakan pemerintahan baru ini, tantangan pun semakin berat.
"Dan itu mulai muncul lagi dia sekarang pada waktu pemerintahan Jokowi, di mana lembaga-lembaga dunia sedang prediksi bahwa ekonomi sedang melambat ekonomi sedang mengarah ke resesi," kata Darmin.
Namun demikian kata Darmin, Indonesia bisa melewati kondisi ekonomi yang sedang melambat. "Kita bisa lihat bahwa ekonomi kita bisa semakin cepat walaupun tidak tinggi sekali," katanya.
Untungnya kata Darmin, berkat pengalaman yang sudah pernah dirasakan pada periode pertama lalu, Presiden Jokowi dinilai Darmin bisa melewati kondisi ekonomi yang sedang melambat ini.
"Bedanya pemerintahan sekarnag sudah mempersiapkan sejumlah hal. Dulu kalau anda ingat 2014 yang dilakukan adalah suatu langkah yang cukup radikal yaitu menaikkan harga BBM sehingga kita punya penurunan," katanya.
Informasi saja, pemerintahan Jokowi-JK telah berakhir pada hari ini Jumat (18/10/2019) dan digantikan pemerintahan yang baru, di mana Presiden terpilih dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Ma'ruf Amin akan disumpah jabatan pada 20 Oktober 2019 nanti.
Baca Juga: Perpisahan Menteri Ekonomi Jokowi, Ngopi dan Ngeteh Bareng
Berita Terkait
-
Curhat Darmin soal Beras yang Selalu Bikin Pusing
-
Perpisahan, Menko Darmin Ungkap Menteri yang Tak Selalu Hadir saat Rapat
-
Darmin Prediksi Target Penyaluran KUR Produktif 60 Persen Bakal Gatot
-
Darmin Minta Porsi Penyaluran Kredit ke UMKM Fashion Ditambah
-
Bank Dunia Sebut Ekonomi RI Bakal Melorot, Darmin: Kenapa Kita Jadi Pusing
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Jelang Tahun Baru, Purbaya: Saya Pikir Menkeu Sudah Tenang 31 Desember
-
Sejarah! Produksi Sumur Minyak Rakyat Dibeli Pertamina di Jambi
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Kolaborasi dengan FC Barcelona, BRI Luncurkan Kartu Debit Edisi Khusus
-
Waspada Cuaca Ekstrem! Wamendag Pantau Pasokan Pangan dan Antisipasi Lonjakan Harga Cabai
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Kemenhub Baru Bilang Bali Sepi, Penumpang Pesawat Turun 2 Persen di Nataru
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
Industri Pengolahan RI Loyo di 2025 Gegara Tarif Trump Hingga Geopolitik