Suara.com - Negara-negara di dunia saat ini berbondong-bondong menyiapkan tambahan anggaran ekstra untuk melawan pandemi virus corona atau Covid-19 yang menyebabkan krisis di seluruh sektor.
Tak terkecuali dengan Indonesia yang menambah anggaran belanja dan pembiayaan APBN 2020 untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 405,1 triliun.
Anggaran jumbo tersebut diharapkan bisa melawan dan menghentikan penyebaran virus yang berasal dari Kota Wuhan, China tersebut.
Mengutip data Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Jumat (3/4/2020), Amerika Serikat (AS) menjadi negara yang paling kuat anggaranya untuk melawan Covid-19.
Presiden AS Donald Trump memberikan paket stimulus ekstra darurat berupa paket ekonomi yang kemungkinan berbentuk gelontoran dana tunai.
Total paket yang dipersiapkan menembus 2 triliun dolar AS itu sudah setara 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Paman Sam tersebut.
Tak hanya itu, paket stimulus tersebut belum termasuk penangguhan pajak sebesar 300 miliar dolar AS.
Pemerintah Australia juga menyiapkan anggaran jumbo untuk lawan Covid-19 dengan mempersiapkan 2 paket stimulus ekonomi sebesar 189 miliar dolar Australia atau setara 9,7 persen dari PDB negeri Kangguru tersebut.
Tak sampai disitu pemerintah Australia juga akan melakukan penambahan dana sebesar 2,4 miliar dolar Australia untuk memperkuat sistem kesehatan mereka.
Baca Juga: Ganjar: Tegal Terlanjur Lockdown Tapi Tak Anggaran Belum Siap
Inggris menyiapkan dana tambahan sebesar 5 miliar poundsterling untuk memperkuat sistem kesehatan mereka, nilai tersebut setara dengan 0,23 persen PDB.
Selain itu negeri Ratu Elizabeth tersebut juga memberikan dukungan terhadap dunia usaha mereka sebesar 25 miliar poundsterling dan memperkuat juga sistem jaminan sosial sebesar 7 miliar poundsterling dan menanggung gaji masyarakat hingga 80 persen.
Sementara Jepang menyiapkan 2 paket anggaran darurat senilai 446 miliar yen atau setara 0,1 persen PDB mereka, melakukan penundaan pembayaran pajak bagi dunia usaha terdampak dan melakukan realokasi stimulus sebesar 2,6 triliun yen atau setara 4,8 persen PDB.
Sementara di China tempat awal mula wabah ini tejadi, pemerintahnya menggelontorkan 1,3 triliun yuan. Salah satunya melalui program reverse repo sebagai upaya meredam dampak corona di sektor keuangan.
Sementara pemerintah Indonesia, untuk meredam dampak negatif virus corona, menggelontorkan dana stimulus fiskal untuk berbagai sektor, total setidaknya Rp 405,1 triliun yang dikeluarkan pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku was-was dengan situasi saat ini, menteri keuangan terbaik dunia tersebut mengatakan, stimulus fiskal yang dikeluarkan pemerintah agar ekonomi Indonesia tak makin parah jatuh dalam jurang resesi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Rupiah Dibuka Demam Lawan Dolar Pada Perdagangan Hari Ini, Sentuh Level Rp 16.591
-
IHSG Dibuka Menghijau, Tiga Saham Bank Ini Malah Berwarna Merah
-
PLTS Terapung di Waduk Saguling Mulai Dibangun, Bisa Suplai Listrik 50 Ribu Rumah
-
OPEC+ Ngotot Tambah Produksi 137 Ribu BPH, Pasar Panik!
-
Ekonom Sarankan Pemerintah Beri Diskon Tarif Listrik Lagi Demi Daya Beli
-
IHSG Dibuka Hijau, Investor Pantau Data Ekonomi Domestik Penting.
-
Awali Pekan Ini, Harga Emas Antam Melompat ke Rekor Tertinggi Jadi Rp 2.250.000 per Gram
-
Gubernur Bank Indonesia : 94 Persen Bank Syariah Main di Pasar Uang
-
Siap Sambut QRIS di Arab Saudi 2026, Fintech RI Mulai Sediakan Dompet Digital
-
Kemenperin Beberkan Dampak Kebijakan Kemasan Rokok Polos Terhadap Industri