Suara.com - Pandemi COVID-19 berhasil mempercepat bahkan memaksa terjadinya transformasi bisnis makanan dan minuman serta aktivitas jual belinya dari tradisional menjadi daring atau online lewat prinsip digitalisasi.
"Saat ini semua pihak dipaksa untuk beraktivitas secara daring dan menerapkan prinsip digitalisasi, kalau tidak kegiatan perekonomian serta bisnis akan mati," ujar Pengamat ekonomi Andry Satrio dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) ditulis Kamis (9/4/2020).
Andry mencontohkan bagaimana pasar tradisional saat ini mau tidak mau harus bisa menjalankan prinsip pengantaran barang setelah menerima pesanan secara online atau via telepon, kalau tidak bisa kalah dari kompetitor lainnya.
Saat ini semua aktivitas jual beli dilakukan secara daring dan menjalankan prinsip pengantaran, terutama untuk sektor restoran dan bisnis makanan-minuman dipaksa menjalankan bisnis di mana pesanan dapat dilakukan secara daring.
"Transformasi itu sebelumnya tidak ada yang bisa secepat sekarang setelah munculnya pandemi COVID-19. Supermarket pun sekarang bisa melayani pemesanan via aplikasi sosial media seperti Whatsapp," kata Andry Satrio.
Hal senada juga disampaikan oleh Associate Peneliti ekonomi Indef yakni Muhammad Zulfikar Rakhmat yang menilai bahwa kalau melihat dari sisi positifnya, pandemi COVID-19 telah mengajarkan kepada semua pihak untuk bagaimana beraktivitas secara daring.
Menurut dia, saat ini semua orang bisa belajar dan mengetahui bagaimana sistem kerja, pendidikan dan sejumlah aktivitas bisnis bisa dilakukan secara daring, termasuk beraktivitas dari rumah.
"Ke depannya saya melihat akan banyak orang-orang baik di Indonesia maupun dunia bekerja dan beraktivitas secara online, karena pandemi COVID-19 telah membuka wawasan bahwa beberapa aktivitas termasuk bisnis bisa dimungkinkan melalui secara digitalisasi," kata Zulfikar Rakhmat.
Sebelumnya Senior Director Office Services Colliers International Indonesia (konsultan properti), Bagus Adikusumo mengatakan bahwa pola kerja dari rumah (Work From Home/WFH) diperkirakan bakal menjadi lebih lumrah dalam penerapannya oleh sejumlah kantor perusahaan akibat dampak dari COVID-19, dan diperkirakan akan berlanjut bakal setelah pandemi dapat tertangani.
Baca Juga: Zona Merah Virus Corona, 6 Pasar di Depok Layani Belanja Online
Menurut dia, kemungkinan ke depannya WFH akan menjadi model bisnis yang menarik untuk diteruskan sehingga bakal ada berbagai penyesuaian dari pola kerja perusahaan.
Namun, lanjutnya, bila memang pola kerja akan semakin lebih banyak yang melakukan WFH maka diperkirakan juga akan mengurangi permintaan terhadap ruang perkantoran. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Tanggapi Sengkarut Utang Kereta Cepat, AHY: Saya Tak Mau Ada Polemik!
-
AHY Ungkap PR Prabowo Setelah 1 Tahun Menjabat: 9,9 Juta Keluarga Tidak Punya Rumah
-
AHY Enggan Buru-buru Bangun Tanggul Raksasa Jawa, Khawatir Anggaran Membengkak
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Menteri dan Wamen Dapat Mobil Dinas Maung, Purbaya: Uang Ada, Tergantung Pindad?
-
Disuruh Prabowo Pindahkan Uang Korupsi Rp 13,2 T, Purbaya: LPDP Uangnya Masih Kebanyakan
-
Cara Mendaftarkan Nama ke DTKS Agar Bisa Terima Bansos, KIP, PKH Sampai Prakerja!
-
BSU Rp 600 Ribu Cair Lagi Oktober 2025? Jangan Asal Cek Rekening, Ini Faktanya
-
Menkeu Purbaya Ungkap Nasib Insentif Mobil, Singgung Kesiapan Industri Otomotif
-
Ditantang Dedi Mulyadi, Menkeu Purbaya: Mungkin Anak Buahnya Ngibulin Dia