Suara.com - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi jumlah lonjakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Indonesia akan semakin banyak karena dampak negatif merebaknya virus corona atau Covid-19 terhadap perekonomian.
"Jumlah PHK terus meningkat, kelihatannya ekonomi akan tumbuh sangat rendah, kalau tumbuh 2,5 persen sudah jutaan (jumlah yang kena PHK). Ini rilis triwulan pertama saja belum, ini gambaran keparahan," kata Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto dalam konfrensi pers melalui video teleconference di Jakarta, Minggu (26/4/2020).
Apalagi saat ini kata Eko penanganan virus corona yang dilakukan oleh pemerintah tak begitu beres, sehingga mampu menimbulkan konflik sosial ditengah-tengah masyarakat.
"Konflik sosial di masyarakat bawah, misalnya sudah di data tapi tak dapat. Kalau sampai menimbulkan demo, PSBB gagal, orang jadi berkumpul lagi, pemerintah harus segera mencari solusi. Probelm tidak sekedar bagaimana uangnya ada, tapi distribusinya juga," kata Eko.
Tak hanya itu Eko juga meminta pemerintah untuk memperbaiki sistem jaring pengaman sosial yang ia mulai saat ini masih banyak masalah dalam membantu masyarakat terdampak virus corona.
"Eksekusi di lapangan, aturan mengharuskan tidak PHK. Maksudnya supaya tidak double, tapi problem di lapangan tidak clear. Kita tak mau situasi tambah buruk bukan karena enggak punya duit, tapi distribusinya. Petunjuk teknis yang belum jelas di Kementerian, jaring pengaman sosial perlu diperbaiki," pungkasnya.
Sebelumnya Kepala Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, pandemi virus corona bisa membuat angka pengangguran di Indonesia meningkat hingga 5 juta orang.
"Kalau pertumbuhan ekonomi seluruh tahun 2020 pada kisaran 2,3 persen. Dampaknya ke kemiskinan dan pengangguran. Dampak berat 2,9 juta pengangguran. Sangat berat bisa sampai lebih dari 5 juta orang," kata Febrio dalam video teleconference di Jakarta, Senin (20/4/2020).
Febrio menjelaskan dampak 5 juta pengangguran tersebut didapat jika situasi pandemi Virus Corona berlangsung cukup lama dan membuat kondisi perekonomian makin memburuk.
Baca Juga: Tak Bisa Beli Susu usai Kena PHK, Ibu 2 Anak Tewas Gantung Diri
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Penggunaan Minyak Mentah dari Fossil Berakhir Terus Berlanjut Hingga 2050
-
Begini Nasib BUMN Sakit di Tangan Danantara
-
Layanan Digital Makin Tinggi, Bank Mandiri Hasilkan Fee Based Income Rp 5,48 Triliun
-
Pertama Kalinya Setelah Pandemi, Pertumbuhan Ekonomi China Melambat
-
Soal Popok Bayi Kena Cukai, DJBC Buka Suara
-
Tak Hanya Soal Bisnis, Danantara Beri Tugas Penting ke Dua Direksi Ekpatriat Garuda Indonesia
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Bumi Berseru Fest 2025: Telkom Umumkan 42 Inovator Terbaik, Eco Produk sampai Teknologi Hijau
-
Efisiensi Meningkat: BPPTD Mempawah Pangkas Biaya Perawatan 30% Berkat Antares Eazy