Suara.com - Pedagang masker di Pasar Pramuka, Jakarta Timur mengaku saat ini penjualannya mengalami penurunan. Hal itu diungkapkan langsung oleh sejumlah pedagang masker di Pasar Pramuka.
Riko (29) salah satu penjual masker di Pasar Pramuka mengatakan, bahwa kekinian masyarakat mulai jarang datang ke tokonya untuk membeli masker. Ia mengatakan, penjualan masker di tokonya turun sekitar 15 persen.
"Sudah menurun (penjualan) sekitar 15 persenan," kata Riko saat berbincang dengan Suara.com, di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (1/5/2020).
Menurut Riko, penjualan masker medis mulai mengalami penurunan sejak 2 minggu lalu.
Hal serupa juga disampaikan Herman (45) penjual masker lainnya di Pasar Pramuka. Menurutnya, akhir-akhir ini penjualan masker medis di tokonya mulai merosot. Ia pun kini hanya menyetok 2 sampai 5 box masker saja di tokonya.
"Ya akhir-akhir ini sih memang pembeli masker agak turun. Kurang lah kalau sekarang. Saya cuma nyetok 2 sampai 5 box aja semenjak sepi," kata Herman.
Kendati begitu, harga masker medis di Pasar Pramuka, Jakarta Timur masih melambung tinggi. Untuk harga masker per satu boxnya masih berkisar Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribuan.
"Sekarang harga paling murah masih sekitar Rp 300 ribuan mas," tutup Herman.
Seperti diketahui, semua warga negara Indonesia diwajibkan pakai masker saat keluar rumah untuk mencegah penularan virus corona. Masker itu dipakai saat keluar rumah.
Baca Juga: Jual Masker Rp 400 Ribu, Pedagang Curhat Sepi Pembeli
Hal itu diumumkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto.
Lebih lanjut, ia meminta masyarakat untuk menggunakan masker kain yang dapat dicuci dan digunakan berkali-kali, alih-alih menggunakan masker bedah dan N-95 yang sekali pakai dan ditujukan untuk petugas medis.
"Gunakan masker kain karena kita tidak pernah tahu orang tanpa gejala pun bisa menjadi sumber penyebaran penyakit, ketika kita di luar rumah," papar Yuri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan
-
Masyarakat Umum Boleh Ikut Serta, Pegadaian Media Awards Hadirkan Kategori Citizen Journalism