Suara.com - Pembaca setia Kaskus sempat dihebohkan dengan salah satu opini yang menjadi Hot Thread di laman utama Kaskus. Rubrik opini tersebut membahas keluhan-keluhan yang dirasakan pengguna layanan telekomunikasi yang merasa masih belum memiliki kendali penuh dalam menikmati layanan data.
Pengguna tidak menyadari adanya keterbatasan pada layanan yang mereka beli dan belum terbiasa mempelajari sendiri syarat dan ketentuan kecuali mereka mengalami masalah pada saat menikmati layanan. Padahal, selama new normal ini, penggunaan internet di hampir seluruh wilayah Indonesia meningkat 12-14%.
Topik ini sebenarnya bukan hal yang baru. Jika berkaca pada perbincangan yang memenuhi linimasa media sosial, pengguna acap kali menyuarakan keluhan akan batasan-batasan yang masih mereka rasakan dalam menikmati layanan data. Sebut saja seperti kuota yang terbagi-bagi.
Pengguna mengeluhkan bahwa kuota yang mereka terima tidak dapat dinikmati sesuka hati, lantaran kuota tersebut hanya bisa dinikmati pada dini hari atau untuk aplikasi dan jaringan tertentu saja.
Selain itu, pengguna juga tidak menyadari bahwa layanan paket unlimited bukan berarti tanpa batas dengan kecepatan yang sama, sehingga pengguna harus berkompromi. Pasalnya, atas pemberlakuan aturan batas wajar penggunaan atau biasa disebut FUP, kecepatan dari paket unlimited akan terdegradasi hingga lebih dari 50% seiring pemakaian kuota mencapai batas penggunaan wajar.
Tak luput layanan unlimited yang hanya bisa dinikmati pada rentang waktu tertentu saja. Seringkali, pengguna baru akan menyadari jika sudah terbentur salah satu masalah di atas.
Hal lain yang memberatkan pengguna adalah masalah fleksibilitas, di mana pengguna masih terbebani dengan komponen layanan yang tidak mereka butuhkan, layanan sms premium dan RBT yang tidak umum diminati, serta banyaknya waktu yang terbuang untuk menyelesaikan masalah sederhana.
Era Kendali Penuh Layanan Data
Memahami desakan kebutuhan pengguna untuk menikmati layanan data dengan lebih leluasa, beberapa operator seluler konvensional telah memperkenalkan operator digital baru yang hadir sebagai angin segar.
Baca Juga: Kebutuhan Internet Tinggi, Kominfo Diminta Percepat Digitalisasi Nasional
Namun, apakah satu-dua pendobrak saja cukup untuk mengubah lanskap industri telekomunikasi di tanah air? Mungkinkah akan ada pemain lain bermunculan untuk dapat memberikan fleksibilitas penuh, kebebasan dan transparansi?
Dengar-dengar ada calon pendatang baru yang berniat untuk turut merubah status quo, yaitu Live.On. Jika merujuk pada informasi yang beredar di dunia maya dan media sosial, Live.On merupakan provider digital berbasis prabayar yang segera hadir, memberikan kuasa penuh atas paket data besar dan pengalaman digital yang sepenuhnya baru bagi kaum profesional cerdas digital.
Bahkan, dalam website-nya, Live.On tak segan untuk memberikan data secara cuma-cuma selama setahun penuh.
Lantas, apakah Live.On dapat menjadi pendobrak baru yang akan memenuhi kebutuhan pengguna layanan telekomunikasi? Menjamin fleksibilitas, kebebasan dan transparansi, serta mampu menjadi solusi bagi pengguna yang menginginkan perubahan? Kita lihat saja nanti.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Panel Surya Buatan Batam Diekspor ke AS, Raup 20,7 Juta Dolar
-
Purbaya Sebut Dana SAL Rp 200 Triliun Sukses Turunkan Suku Bunga, Ini Buktinya
-
Redakan Panik, Pertamina Distribusikan 20.000 Tabung LPG 3 kg di Aceh
-
Pemerintah Setop Insentif Mobil Listrik, Harga Moblis Bakal Makin Mahal?
-
Merak Macet, Menhub: Itu Gara-gara Gelombang Tinggi, Harap Dipahami
-
Resi Gudang Jadi Senjata Putus Praktik Ijon, Petani Dinilai Bisa Naik Kelas
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
Target Harga Saham BBRI Jelang Akhir Tahun, Bagaimana Analisisnya?
-
Menkeu Purbaya Balas Ramalan Bank Dunia
-
Melihat Potensi Cuan Industri Ergonomi di Tengah Tren Kerja Hybrid Indonesia