Suara.com - Program Padat Karya yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dinilai akan mampu menyerap banyak tenaga kerja di daerah sesuai dengan yang diharapkan pemerintah. Program ini rencananya akan diberlakukan pada proyek-proyek jalan tol maupun non tol.
“Untuk melaksanakan program ini, kami akan fokus ke daerah-daerah yang memang kelebihan tenaga kerja, misalnya di daerah Wonogiri. Mereka banyak yang kembali ke kampung, karena tidak mendapatkan pekerjaan di ibukota. Selain itu, kami juga akan memberikan fokus kepada daerah Jabodetabek, karena jumlah pekerja di Jabodetabek juga cukup besar,” ujar Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui wawancara virtual beberapa waktu lalu.
Hedi menambahkan, Padat Karya ada dua kelompok. Kelompok pertama adalah yang basisnya di level base, yaitu yang sifatnya kegiatan-kegiatan rutin, seperti membersihkan saluran, membersihkan jalan tol, cap jalan atau pembatas jalan, pengecatan marka jalan, dan memotong rumput.
“Kedua adalah yang sifatnya konversi dari kegiatan yang biasanya menggunakan alat diubah menjadi tenaga orang. Misalnya pembuatan saluran, yang tadinya menggunakan alat, kita simpan dulu, agar kami bisa menggunakan orang untuk membuat saluran,” tambahnya.
Peralihan dari penggunaan alat berat kepada manusia, diakui Hedi memberikan sejumlah tantangan bagi Bina Marga.
“Tantangan terbesar adalah tidak semua tenaga manusia memiliki ketrampilan yang kami butuhkan, atau sesuai dengan apa yang kami sediakan,” ujar Hedi.
Adapun sejumlah paket yang tengah berjalan saat ini, Hedi mengatakan, paket rutin jalan ada 482 paket dan untuk jembatan ada 332 paket, sedangkan non rutin ada 52 paket.
“Jumlah penerima manfaat di Program Padat Karya ditargetkan sekitar 20 ribu orang, kalau jalan tol hampir sama, kira-kira 19 ribu orang,” tambahnya.
Inti dari Program Padat Karya, pada prinsipnya adalah bahwa kegiatan ekonomi tidak boleh berhenti. Di masa pandemi Covid-19, program ini dijalankan dengan protokol kesehatan ketat seperti yang telah ditetapkan pemerintah.
Baca Juga: Ditjen Bina Marga Lakukan Studi Kelayakan Jembatan Batam-Bintan
Berita Terkait
- 
            
              Pemberdayaan Masyarakat, Memulihkan Ekonomi Perkotaan di Kala Pandemi
 - 
            
              2,1 Juta Orang Kena PHK, Pemerintah Siapkan Rp 11 T di Proyek Padat Karya
 - 
            
              Dapat Anggaran Terbesar, Ini Fokus Proyek-proyek Kementerian PUPR pada 2021
 - 
            
              Pentingnya Perubahan Pola Pikir melalui Manajemen Perubahan
 - 
            
              Santri Ponpes di Poso Gembira, PUPR telah Selesaikan Pembangunan Rusun
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
 - 
            
              Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
 - 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD
 - 
            
              Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
 - 
            
              Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen