Suara.com - Badan Pusat Statistik mencatat Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nasional pada Agustus 2020 turun sebesar 0,07 persen terhadap Juli 2020.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, penurunan IHPB tertinggi disumbang pada sektor pertanian sebesar 1,12 persen.
"Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Agustus 2020 antara lain ayam ras, wortel, bawang merah, tomat, kubis/kol, daging ayam ras, dan gula pasir," kata Kecuk dalam konfrensi pers melalui konferensi video di Jakarta, Selasa (1/9/2020).
Perubahan IHPB di tahun kalender 2020 adalah sebesar 0,61 persen dan perubahan IHPB tahun ke tahun sebesar 0,75 persen.
Sementara itu, IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada Agustus 2020 naik sebesar 0,29 persen terhadap bulan sebelumnya.
Hal itu antara lain disebabkan oleh kenaikan harga komoditas besi beton, semen, solar industri, rangka atap baja, dan besi konstruksi bangunan.
"Kelompok Bangunan Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan, dan Pelabuhan mengalami kenaikan tertinggi, yaitu sebesar 0,42 persen," kata Kecuk.
Kelompok Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal naik 0,22 persen, Kelompok Bangunan Pekerjaan Umum untuk Pertanian naik 0,17 persen.
Kelompok Bangunan dan Instalasi Listrik, Gas, Air Minum, dan Komunikasi naik 0,13 persen dan Kelompok Bangunan Lainnya naik 0,32 persen.
Baca Juga: BPS Prediksi Industri Pariwisata Lama untuk Bangkit Usai Dihantam Pandemi
Kelompok bahan bangunan yang mengalami kenaikan harga pada Agustus 2020 antara lain rangka atap baja naik 1,46 persen, besi beton 1,26 persen, solar industri naik 0,63 persen, besi konstruksi bangunan naik 0,56 persen, dan semen naik 0,36 persen.
Sedangkan kelompok bahan bangunan yang mengalami penurunan harga pada Agustus 2020 antara lain kayu kaso turun 1,33 persen, kayu gelondongan turun 0,88 persen, kaca lembaran turun 0,53 persen, paku, mur, dan sejenisnya turun 0,32 persen, serta pompa air turun 0,24 persen.
Berita Terkait
-
Upaya Pemerintah Belum Terasa, Daya Beli Masyarakat Masih Loyo
-
BPS Prediksi Industri Pariwisata Lama untuk Bangkit Usai Dihantam Pandemi
-
Daya Beli Masyarakat di Sepanjang Agustus 2020 Masih Loyo
-
BPS Yakin Sensus Penduduk 2020 Sukses Meski Ada Wabah Corona
-
Mulai September, 191 Ribu Petugas BPS Lakukan Sensus Penduduk Tatap Muka
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Paylater Melejit, OJK Ungkap NPL Produk BNPL Lebih Tinggi dari Kredit Bank
-
Harga Cabai Rawit Merah Mulai Turun, Dibanderol Rp 70.000 per Kg
-
Rupiah Melesat di Senin Pagi Menuju Level Rp 16.635
-
Emas Antam Harganya Lebih Mahal Rp 2.000 Jadi Rp 2.464.000 per Gram
-
Jadi Buat Kampung Haji, Danantara Beli Hotel di Makkah
-
IHSG Masih Menghijau Pagi Ini, Simak Saham-saham Cuan
-
Irjen Kementan Kawal Distribusi Bantuan Langsung dari Aceh: Kementan Perkuat Pengawasan
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah