Suara.com - Harga emas dunia kembali melemah pada perdagangan akhir pekan lalu karena gagalnya kesepakatan paket stimulus fiskal sebelum Pemilihan Presiden (Pilpres) AS pada 3 November mendatang.
Harga emas menuju pelemahan mingguan pertamanya dalam 3 pekan terakhir.
Mengutip CNBC, Senin (19/10/2020) harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi 1.901,87 dollar AS per ounce.
Emas turun 1,4 persen sepanjang minggu ini. Sementara harga emas di pasar berjangka AS melemah 0,1 persen di level 1.906,40 dollar AS.
"RUU paket stimulus fiskal tahun ini sangat tidak pasti, emas tetap terikat pada USD," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di lembaga BMO.
Indeks dollar AS turun 0,2 persen pada hari itu, tetapi berada di jalur untuk kenaikan mingguan, membuatnya lebih mahal bagi pemegang mata uang lain untuk membeli emas.
Laporan penjualan ritel AS yang lebih kuat dari perkiraan mengangkat selera untuk aset berisiko, tetapi produksi pabrik secara tak terduga turun pada bulan September.
Demokrat dan Republik tampaknya tidak mungkin menyetujui kesepakatan stimulus AS sebelum Hari Pemilu bahkan ketika kasus virus corona terus meningkat dan pemulihan pasar tenaga kerja terhenti.
Emas, yang telah meningkat sekitar 25 persen sepanjang tahun ini, dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang di tengah tingkat stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Kisah Kuli Bangunan Asal Pariaman, Kini Jadi Pengrajin Emas di Pekanbaru
Sementara harga logam berharga lainnya, perak merosot 0,3 persen menjadi 24,25 dollar AS per ounce, tetapi turun lebih dari 3 persen untuk minggu ini.
Platinum turun 0,2 persen menjadi 862,05 dollar AS Sedangkan paladium turun 0,9 persen menjadi 2.332,20 dollar AS.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025
-
Bolehkah JHT diklaim Segera Setelah Resign? Di Atas 15 Juta, Ada Aturan Khusus
-
Kereta Gantung Rinjani: Proyek 'Rp6,7 Triliun', Investor China Ternyata Tidak Terdaftar
-
Impor Teksil Ilegal Lebih Berbahaya dari Thrifting
-
Kilang Balikpapan Diresmikan 17 Desember, Bahlil Janji Swasembada Energi di 2026