Suara.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyebut tiga masalah yang dihadapi pelaku UMKM saat ingin beranjak ke digital.
Pertama, terang dia, UMKM tak bisa memenuhi kapasitas produksi setelah produknya dipasarkan di e-commerce.
"Banyak UMKM yang gagal karena dia enggak bisa merespons permintaan, karena tak punya stok cukup karena modal terbatas," ujar Teten dalam sebuah diskusi secara virtual, Senin (26/10/2020).
Kemudian kedua, tutur Teten, kualitas produk UMKM yang belum bisa menyamai brand-brand besar yang saat ini juga memajang produknya di e-commerce.
Terakhir ketiga, Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini mengatakan, pemahaman Sumber Daya Manusia (SDM) UMKM akan jualan online juga rendah.
"Mereka (UMKM) terbatas SDM-nya, mereka habis modalnya untuk produksi jualan online harus bisa cepat. Kami membutuhkan reseller anak muda, kita kembangkan mahasiswa perlu biaya tambahan membantu UMKM jualan online," ucap dia.
Kendati demikian, Teten melihat, saat ini sudah banyak UMKM yang melek digital. Pasalnya saat ini UMKM yang sudah memasarkan produknya secara online lebih dari 10 juta UMKM.
"Sekarang udah 16 persen atau sudah 10,25 juta pelaku UMKM sudah terhubung go digital. Dengan pandemi covid ini penjualan online meningkat, dan UMKM yang terhubung plat form digital, padahal target kita akhir tahun 10 juta," ucap dia
Teten menambahkan, dengan cepatnya perkembangan digital di dalam negeri, maka diperkirakan mempunyai data digital terbesar di Asia Tenggara.
Baca Juga: Jokowi Ungkap Inflasi Tidak Hanya Terjadi pada Kestabilan Harga
"Kami melihat digitalisasi program transformasi UMKM, kenapa? karena selain merespon adaptasi baru ini, yang memang lebih aman belanja online ini akan jadi tren baru. Data digital terbesar di Asia tenggara Rp 14 ribu triliun. Kita sedang mengantisipasinya agar market tak didominasi produk asing," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Jokowi Ungkap Inflasi Tidak Hanya Terjadi pada Kestabilan Harga
-
Pemerintah Alokasikan Rp 122 Triliun untuk Bantuan UMKM
-
Jokowi: Pandemi Bukan Hambatan Pemerintah Lakukan Reformasi Struktural
-
Pemerintah Bakal Bebaskan Biaya Sertifikasi Halal Bagi UMKM
-
Marak Antrean Panjang Cairkan BPUM, Helm dan Sandal Mengular di Halaman BRI
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Ekonom Bongkar Strategi Perang Harga China, Rupanya Karena Upah Buruh Murah dan Dumping
-
Sosok Rahmad Pribadi: Dari Harvard Hingga Kini Bos Pupuk Indonesia
-
Laba SIG Tembus Rp114 Miliar di Tengah Lesunya Pasar Domestik
-
Sepekan, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1 Triliun
-
Laba Bank SMBC Indonesia Anjlok Jadi Rp1,74 Triliun
-
Produsen Indomie Kantongi Penjualan Rp90 Triliun
-
OJK Bongkar Maraknya Penipuan Digital, Banyak Pelaku Masih Berusia Muda
-
Bank Mega Syariah Catat Dana Kelolaan Wealth Management Tembus Rp 125 Miliar
-
Pertamina Tindak Lanjuti Keluhan Konsumen, Lemigas Beberkan Hasil Uji Pertalite di Jawa Timur
-
Naik Tips, OCBC Nisp Catat Laba Rp3,82 Triliun