Suara.com - Pemerintah sudah mengguyur dana stimulus ratusan triliun rupiah demi memulihkan perekonomian akibat pandemi virus corona atau Covid-19, namun tetap saja pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini diprediksi akan tetap tumbuh negatif.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, sepanjang tahun ini ekonomi Indonesia masih akan tumbuh negatif.
"Di tahun 2020 kita memperkirakan bahwa keseluruhan tahun Indonesia itu akan (tumbuh) di sekitar minus 1,7 sampai dengan minus 0,6 persen," kata Suahasil dalam sebuah acara webinar, Rabu (4/11/2020).
Meski begitu kata Suahasil, laju pertumbuhan ini secara gradual menunjukan tren perbaikan jika dilihat dari kuartal per kuartal.
Suahasil menyebut, pada kuartal I 2020, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh positif di kisaran 3 persen, namun di kuartal II turun cukup parah dengan minus 5,32 persen akibat tekanan di awal pandemi virus corona.
"Di semester kedua ini kita meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di dalam fase pemulihan. Setelah dia minus 5 persen akan terjadi perbaikan, secara seluruh tahun kita masih akan tetap negatif. Tetapi di semester kedua ini terjadi pemulihan ekonomi yang signifikan," paparnya.
Maka dari itu, mantan Kepala Kebijakan Fiskal (BKF) ini berharap dengan kondisi ekonomi yang mulai pulih, optimisme para pelaku usaha menatap ekonomi Indonesia kembali bergairah.
"Pemulihan ekonomi yang signifikan ini kita harapkan akan memberikan optimisme bagi dunia usaha bagi kegiatan konsumsi bagi kegiatan investasi. Tentu juga ekspor dan impor yang bisa mendorong pemulihan secara gradual," pungkasnya.
Sebelumnya pemerintah merogoh kocek sebesar Rp 695,2 triliun yang akan digunakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi yang diakibatkan tekanan pandemi virus corona atau Covid-19.
Baca Juga: Menperin Ingin Sektor Industri Jadi Juru Selamat Ekonomi di Tengah Pandemi
Rinciannya, sebesar Rp 87,55 triliun untuk anggaran kesehatan, anggaran perlindungan sosial Rp 203,9 triliun, insentif usaha sebesar Rp 120,61 triliun, sebesar Rp 123,46 triliun disiapkan untuk sektor UMKM, pembiayaan korporasi menjadi Rp 53,57 triliun, dan untuk dukungan sektoral K/L dan Pemda sebesar Rp 106,11 triliun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
Terkini
-
BCA Gelar Indonesia Knowledge Forum 2025: Wujud Nyata Dukung Indonesia Emas 2045
-
Relaksasi dari ESDM, Amman Dapat Kuota Ekspor 480.000 dmt Tembaga
-
Awal Pekan, Rupiah Demam Lawan Dolar Amerika
-
Penyebab Laba Bersih MedcoEnergi Turun 69 persen di Kuartal III-2025
-
Awali Pekan ini, Harga Emas Antam Jatuh Jadi Rp 2.278.000 per Gram
-
Jamkrindo Kucurkan Penjaminan Kredit Rp 186,76 Triliun Hingga September 2025
-
IHSG Berada di Zona Hijau pada Perdagangan Pagi ini
-
Pupuk Indonesia Groundbreaking Pabrik Soda Ash Pertama, Siap Hemat Devisa Rp1,25 Triliun Per Tahun
-
Klaim Asuransi Kerusuhan Tembus Rp150 Miliar
-
Akhiri Ketergantungan Impor, Anak Muda RI Ciptakan BBM Dengan Klaim RON 98