Suara.com - Pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan dasar manausia, di samping kebutuhan akan pangan dan sandang. Selama ini Program JKN-KIS telah berupaya untuk memberikan layanan kesehatan terbaik dan berupaya agar masyarakat tetap sehat. Demikian penuturan Nur Cahyati (50).
Ia mengaku ikhlas ibunya meninggal meski telah menjalani pengobatan sekitar 8 bulan. Selama itu pula, pengobatan ibunya ditanggung oleh JKN-KIS mulai dari periksa kesehatan, operasi usus besar, sampai kemoterapi yang dilakukan seminggu sekali.
"Kami bersyukur, sudah membawa ibu berobat. Saat itu, ibu juga senang, semangat karena bisa berobat. Kami tidak bisa bayangkan, kalau tidak punya JKN-KIS, kami mau jual apa untuk biaya ibu saat itu," tuturnya, Jumat (30/10/2020).
Sehari-hari, ia hanya berjualan aneka jenang yang ia buka di depan rumahnya. Suaminya seorang sopir truk material bangunan. Oleh karena itu, kehadiran Program JKN-KIS sangat meringankan keluarga Nur, karena tiap orang punya harapan sembuh dengan adanya JKN-KIS. Nur mengatakan pengalamannya saat itu menggunakan JKN-KIS untuk ibunya sangat melegakan. Dirinya mengaku semua yang dibutuhkan akan diberikan asalkan kita mengikuti prosedur yang ada.
“Tentu saja awalnya punya rasa khawatir akan pelayanan yang dibeda-bedakan dan administrasi ribet, tetapi begitu dijalani semuanya terasa sangat mudah, administrasinya juga tidak berbelit-belit. Bahkan pelayanan tidak dibeda-bedakan dengan pasien umum,” kata ucap warga Mertoyudan, Kabupaten Magelang itu.
Nur berdoa agar seluruh peserta JKN-KIS tetap sehat dan tidak perlu menggunakan JKN-KIS, niatkan semua untuk membantu sesama peserta JKN-KIS yang sedang membutuhkan.
“Banyak orang mengatakan kalau menggunakan JKN-KIS akan lama sembuhnya, tapi itu juga tergantung penyakitnya. Kalau tidak berat tentunya akan sembuh dengan cepat,” ungkapnya.
Nur berharap semoga pemerintah tetap mempertahankan program jaminan kesehatan ini, karena kalau bukan pemerintah, siapa lagi yang akan menolong masyarakat tidak mampu seperti dirinya jika harus berobat.
“Tidak ada orang yang mau sakit namun jika memang sudah jalan Tuhan harus sakit, kita harus punya jaminan kesehatan, dan JKN-KIS inilah kunci harapan kesehatan masyarakat,” tutuplr Nur.
Baca Juga: Sasmiwarni Rasakan Manfaat Membayar Iuran JKN-KIS Secara Rutin
Berita Terkait
-
Sasmiwarni Rasakan Manfaat Membayar Iuran JKN-KIS Secara Rutin
-
BPJS Kesehatan - Kemnaker Kerja Sama Integrasi Data Badan Usaha dan Pekerja
-
Cara Cek Kepesertaan BPJS Kesehatan, Perlu Registrasi Ulang atau Tidak?
-
Simak! Cara Agar Akun BPJS Kesehatan Tidak Dibekukan Mulai 1 November
-
Efektivitas Penggunaan Insentif Pemerintah Tingkatkan Daya Beli Masyarakat
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Gaikindo: Mesin Kendaraan Produk Tahun 2000 Kompatibel dengan E10
-
Purbaya Mau Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, RUU Redenominasi Rupiah Kian Dekat
-
Purbaya Mau Ubah Rp1.000 jadi Rp1, Menko Airlangga: Belum Ada Rencana Itu!
-
Pertamina Bakal Perluas Distribus BBM Pertamax Green 95
-
BPJS Ketenagakerjaan Dapat Anugerah Bergengsi di Asian Local Currency Bond Award 2025
-
IPO Jumbo Superbank Senilai Rp5,36 T Bocor, Bos Bursa: Ada Larangan Menyampaikan Hal Itu!
-
Kekayaan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo yang Kena OTT KPK
-
Rupiah Diprediksi Melemah Sentuh Rp16.740 Jelang Akhir Pekan, Apa Penyebabnya?
-
Menteri Hanif: Pengakuan Hutan Adat Jadi Fondasi Transisi Ekonomi Berkelanjutan
-
OJK Tegaskan SLIK Bukan Penghambat untuk Pinjaman Kredit