Suara.com - Sudah menjadi rahasia umum jika layanan pinjaman yang ditawarkan lembaga keuangan konvensional, seperti bank, belum bisa dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Meski merupakan salah satu kunci untuk menciptakan kondisi keuangan yang lebih sejahtera, faktanya, akses pendanaan dari layanan pinjaman oleh bank masih sangatlah terbatas.
Untungnya, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi digital, kini sudah ada layanan pinjaman online yang mampu menutupi kekurangan tersebut. Walaupun belum lama dikenalkan di Indonesia, pinjaman online yang ditawarkan oleh fintech telah terbukti mampu meningkatkan inklusi keuangan.
Pasalnya, dengan syarat yang mudah dan anti ribet, bisa dibilang layanan pinjaman uang online dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat tanpa terkecuali. Bahkan, beban agunan yang seringkali diminta oleh bank sebagai syarat mengajukan pinjaman tidak dimiliki oleh pinjaman online.
Meski memiliki keunggulan tersebut, terdapat satu hal yang menjadi masalah pada produk pinjaman tersebut, yaitu beban bunga yang relatif lebih tinggi ketimbang bunga pada bank. Namun, sebelum keburu menghakimi, besarnya suku bunga pada pinjaman online ini terjadi bukan tanpa alasan. Berdasarkan penjelasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga resmi negara di bidang jasa keuangan, berikut adalah penyebab tingginya bunga pinjaman online;
1. Dihilangkannya Syarat Pemberian Agunan
Alasan pertama mengapa pinjaman online atau pinjol memiliki bunga lebih tinggi daripada pinjaman bank adalah ditiadakannya syarat pemberian agunan. Seperti yang sudah diketahui bersama, untuk bisa mengajukan pinjaman di bank, calon nasabah diharuskan untuk menyerahkan suatu aset tertentu sebagai jaminan.
Bagi yang tidak memiliki aset yang bisa dijadikan agunan, kegiatan pinjam meminjam di bank tentu hampir mustahil dilakukan. Nah, dengan menghilangkan syarat tersebut, pinjaman online menawarkan layanan yang bisa diakses oleh lebih banyak orang.
Meski begitu, hal ini membuat pihak pinjaman online memiliki risiko lebih besar. Untuk itu, agar sebanding dengan risikonya, pinjaman online membebankan suku bunga lebih tinggi kepada para nasabahnya.
2. Sebagai Kompensasi Risiko
Seperti yang dibahas di poin sebelumnya, pinjaman online memang tidak membebankan syarat agunan kepada calon peminjamnya. Namun, kemudahan syarat yang ditawarkan oleh pinjol tidak hanya itu. Melainkan, syarat berkas dan proses pengajuan yang praktis juga turut meningkatkan risiko bagi penyedia pinjaman online.
Dilakukan secara online, pihak pinjol dan peminjam seringkali tidak dapat bertatap muka secara langsung untuk mengetahui latar belakang masing-masing. Hanya melalui berkas syarat dan alur pengajuan yang sederhana, pinjaman online diharap mampu menaruh kepercayaan kepada calon peminjam.
Secara dalam ilmu berbisnis, tingginya risiko tersebut secara tidak langsung memaksa pinjaman online untuk turut meningkatkan pula beban bunga yang diberikan. Jadi, tidak mengherankan jika bunga pinjol relatif lebih tinggi ketimbang bank karena memang bank tidak merasakan risiko-risiko tersebut.
Baca Juga: Terbantu dengan Pinjaman dari BRI, Begini Kisah Sukses Pelaku UMKM
3. Suku Bunga Tergantung dari Nominal Dana Dipinjam
Gerutuan tentang tingginya bunga pinjaman online juga mungkin akan berhenti saat mengetahui jika nominal dana yang dipinjam memiliki pengaruh yang cukup besar. Maksudnya bagaimana? Dalam mengajukan pinjaman secara online, Anda biasanya dapat memilih jumlah dana yang akan dipinjam, dari limit paling kecil ke yang paling besar.
Jika meminjam uang sejumlah 500 ribu, bunga yang diberikan oleh fintech tentu berbeda dengan saat Anda meminjam 10 juta. Semakin besar jumlah dana yang dipinjam, akan semakin besar pula bunga yang diberikan oleh pihak pemberi pinjaman. Hal ini dilakukan demi mengkompensasi risiko kehilangan dana dalam jumlah besar.
Dalam kata lain, sebelum menganggap suku bunga pinjol terlampau mahal, ketahui dulu berapa banyak pinjaman yang diajukan. Jika jumlahnya terlalu besar dan membuat suku bunganya tinggi, tidak ada salahnya untuk memangkas dana yang akan dipinjam bila memungkinkan, bukan?
4. Kemudahan Akses Layanan
Saat mengajukan pinjaman di bank, ada banyak sekali tahapan dan regulasi yang harus dilakukan oleh calon peminjam. Biasanya, Anda akan diharuskan untuk melewati berbagai sesi wawancara, revisi berkas persyaratan, dan lain sebagainya saat meminjam di bank. Alhasil, dari sejak pertama kali mengajukan pinjaman hingga dana pinjamannya sampai ke tangan Anda, bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu atau bahkan bulanan.
Hal ini bertolak belakang dengan layanan pinjaman online yang memiliki akses layanan yang modern dan praktis seperti layanan paylater. Dapat diajukan melalui aplikasi di smartphone, Anda bisa melakukan segala tahap pengajuan pinjol tanpa merasakan ribet sama sekali. Dana pinjaman online pun bisa langsung Anda dapatkan hanya dalam hitungan jam saja dari awal melakukan pengajuan.
Nah, dengan keunggulan tersebut, jadi wajar saja jika pinjaman online membebankan suku bunga lebih tinggi ketimbang bank. Oleh karena itu, jika memang tidak memungkinkan untuk mengajukan pinjaman di bank karena suatu kendala, pinjaman online selalu siap menjadi solusi yang bisa dipilih.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Pasar Seni Bermain 2025: Ruang Kolaborasi Seni, Game Lokal, dan Inovasi Industri Kreatif
-
TEI 2025: Punya 7 Sertifikasi, Permen Jahe Produksi Binaan LPEI Ini Berjaya di Amerika
-
Prabowo Bentuk Satgas Percepatan Program Strategis Pemerintah, Diisi Airlangga hingga Purbaya
-
BRI Salurkan Dana Rp55 Triliun untuk UMKM, Perkuat Likuiditas dan Ekonomi Nasional
-
Ribut-ribut Dana Pemda Ngendon di Bank, Mantu Jokowi Hingga KDM Tunjuk Menkeu Purbaya
-
Usai Dedi Mulyadi, Giliran Bobby Nasution Disentil Menkeu Purbaya
-
BPJS Ketenagakerjaan Lindungi 500 Mahasiswa UIN Gus Dur Pekalongan Lewat Program Jaminan Sosial
-
Menkeu Purbaya Pastikan Iuran BPJS Kesehatan Tidak Naik Tahun Depan: Ekonomi Belum Pulih
-
Kacang Mete Indonesia Sukses Jadi Camilan Penerbangan Internasional
-
Target Inflasi 2,5 Persen, Ini Kata Gubernur Bank Indonesia