Suara.com - BPJS Kesehatan berkolaborasi dengan International Social Security Association (ISSA), sebagai asosiasi jaminan sosial sedunia, menyelenggarakan ISSA Virtual Symposium on Leadership in Social Security (ISSA LEAD), Kamis (28/1/2021). Simposium internasional ini merupakan simposium virtual terbesar dalam penyelenggaran kegiatan ISSA bagi para pimpinan (CEO) dan senior manager program jaminan sosial negara-negara di dunia.
Simposium dihadiri oleh lebih dari 101 negara anggota dari ISSA dan diikuti lebih dari 700 partisipan. Forum ini diharapkan dapat merumuskan cara penyelenggara jaminan sosial dunia dalam mengantisipasi perubahan yang terjadi di dunia dalam konteks kepemimpinan, sumber daya manusia dan inovasi (leadership, managing people and innovation) di era digitalisasi dan kondisi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris memberikan paparan utama terkait pengalaman memimpin BPJS Kesehatan sejak persiapan hingga awal badan ini baru berdiri, dan sampai saat ini telah mengelola 95 persen jaminan kesehatan penduduk Indonesia dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat.
Fachmi juga menjelaskan, tantangan para pimpinan jaminan sosial akan semakin besar di masa mendatang. Ada 4 hal utama yang harus dilakukan, diantaranya tanggap terhadap kebutuhan pelanggan/peserta, membangun ekosistem bersama dengan para stakeholder, implementasi dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan regulasi, kondisi sosial, budaya serta politik, serta pemanfaatan data untuk improvisasi atau pengembangan layanan.
“Tantangan terbesar saat ini, para pelaku jaminan sosial harus lebih tanggap pada kebutuhan konsumen di tengah keterbatasan ruang gerak masyarakat akibat pandemi Covid-19. Transformasi digital sudah tidak bisa terelakkan, apalagi struktur masyarakat sudah mulai didominasi oleh generasi digital atau generasi Y (milenial) dan generasi Z,” katanya.
Fachmi menjelaskan, pimpinan jaminan sosial juga harus mampu mendorong para pemangku kepentingan terkait dalam satu ekosistem digital. Dalam implementasi Program JKN-KIS, ekosistem teknologi informasi secara alamiah terbentuk di tengah tantangan revolusi industri 4.0, bahkan mulai terasa mengubah tatanan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
“Berbagai layanan digital yang tumbuh di era JKN-KIS mendobrak dan mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia sebagai negara berkembang dan lebih jauh membawa revolusi besar dalam tatanan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Terlebih di era pandemi Covid-19, berbagai layanan digital terus berkembang dan BPJS Kesehatan sendiri sudah melakukan digitalisasi dalam setiap bisnis proses layanan,” ujar Fachmi.
Ia mencontohkan dalam implementasi verifikasi klaim secara digital yang dilakukan BPJS Kesehatan berimbas pada efisiensi untuk tenaga verifikator. Menurutnya, pada awal implementasi resistensi tentu terjadi, namun butuh kepemimpian yang kuat yang mampu mengubah pola pikir sampai program tersebut berhasil dilaksanakan sampai saat ini.
Begitu pula dengan implementasi rujukan online, antrean layanan secara online, konsultasi dokter tanpa tatap muka, dan optimalisasi program promotive preventif secara daring. Di lingkup pemberian informasi dan administrasi kepesertaan juga dikembangkan pelayanan administrasi berbasis digital yang terus dikembangkan, seperti penggunaan aplikasi Mobile JKN, layanan administrasi melalui chat melalui CHIKA dan PANDAWA.
Baca Juga: Cara Mengaktifkan Kartu BPJS Kesehatan yang Non Aktif
“Resistensi pasti ada, apalagi Indonesia adalah negara berkembang. Dibutuhkan kepemimpinan yang andal, terbuka dan mampu berkolaborasi dan beradaptasi dengan baik untuk mewujudkan tantangan tersebut. Kini lebih jauh digitalisasi dan pemanfaatan data Program JKN-KIS juga dikembangkan untuk upaya penanganan pandemi Covid-19,” kata Fachmi.
Berita Terkait
-
Kemenkes Akui Belum Bayar Uang Perawatan Pasien Covid-19 ke Rumah Sakit
-
Figur Dewas BPJS Kesehatan harus Berintegritas, Inovatif dan Pro Rakyat
-
Dirut BPJS Kesehatan Pantau Implementasi P-Care Vaksinasi Covid-19
-
Dukung Program Vaksinasi, BPJS Kesehatan Kenalkan Apilkasi P-Care
-
Kabar Baik, Biaya Pasien Alami KIPI Vaksin Covid-19 Bakal Ditanggung Negara
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Hana Bank Mulai Serius Garap UMKM
-
Perlindungan Dana Nasabah di Rekening Dormant
-
Janji Pangkas Waktu Pembayaran Kompensasi ke BUMN, Purbaya: Jangan Rugi Terus!
-
Purbaya Sidak Bank Himbara Secara Acak, Ini 2 Hal yang Dicari
-
DPR Cecar Menkeu Purbaya, Diminta Jangan Cepat Percaya Laporan Anak Buah
-
Diisukan Renggang dengan Deddy Corbuzier, Sabrina Chairunnisa Punya Deretan Bisnis Sukses
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat pada Penutupan Perdagangan Selasa
-
IHSG Anjlok Hari Ini Imbas ADB Turunkan Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
-
Bye-bye Ganti Aplikasi! Vidio Hadirkan Fitur Belanja di Shopee Sambil Nonton
-
Pemerintah Siapkan 'Kado' Nataru, Stimulus Ekonomi ke-3 Siap Guyur Tiket Murah hingga PPN