Suara.com - Baru-baru ini, temuan dari sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti gabungan dari Harvard University bekerja sama dengan University of Birmingham, University of Leicester, hingga University College London menunjukkan bahwa hampir sekitar 1 dari 5 kematian di seluruh dunia disebabkan oleh polusi udara.
Penggiat lingkungan dan dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Sari pun turut menyampaikan pandangannya. Menurutnya, lingkungan hidup adalah bagian dari pembangunan berkelanjutan. Tanpa adanya lingkungan yang sehat, pembangunan tidak akan tumbuh dengan baik.
“Polusi udara itu sangat mengganggu sudah. Di banyak kota di seluruh Indonesia sebetulnya, tapi Jakarta yang paling parah. Padahal, dampaknya luar biasa,” ujar Agus Sari dalam sebuah video yang diunggah melalui akun komunitas Bicara Udara, Jumat (13/3).
Dampak yang dimaksud, tambahnya, adalah apa yang disebut kematian tambahan, atau kematian yang tidak diinginkan. Kemudian juga menurunnya IQ, menurunnya kemampuan kita untuk belajar.
“Permasalahan dengan sistem pernapasan, karsinogenik juga kalau dia debu-debu kecil yang pm 2,5 itu, itu bisa membuat paru-paru kita cancerous. Ini kerugiannya luar biasa tingginya,” ujar Agus.
Ia mengingatkan, jika kesadaran akan pentingnya udara bersih ini tidak ditingkatkan, polusi udara akan semakin tinggi, dan masyarakat juga yang harus membayarnya.
“Pada saat pencemar udara tidak membayar pencemaran yang dihasilkannya, maka konsumen udara bersih yang harus membayar, dan itu sebentar lagi akan terjadi kalau kita gak melakukan apa-apa,” lanjutnya.
Komunitas Bicara Udara sendiri adalah saluran untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya udara bersih dan usaha untuk membantu mengurangi polusi udara. Kanal tersebut merupakan lanjutan dari upaya yang dilakukan oleh koalisi Langit Biru Jakarta yang memulai gerakan di laman Change.org tahun lalu.
Petisi yang dapat diakses di laman www.change.org/langitbirujakarta dan menjadi perhatian banyak warga Jakarta itu hingga kini telah mengumpulkan sekitar 78 ribu tanda tangan.
Baca Juga: Polusi Udara Jogja Mengkhawatirkan, Pustral UGM: Perlu Gerakan Kolaboratif
Novita Natalia yang memulai petisi tersebut berharap bahwa komunitas ini dapat menjadi wadah untuk edukasi dan berbagi pengalaman warga yang ingin membantu untuk mengurangi polusi udara yang kian mengkhawatirkan.
“Kami percaya bahwa keinginan untuk menikmati udara bersih merupakan hak semua warga. Tidak hanya di Jakarta, tapi di semua daerah. Kami sadar bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, karena itu sudah waktunya bagi masyarakat untuk ikut berperan,” ujar Novita dalam keterangannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Pusing! Pedagang Lapor Harga Pangan Melonjak di Nataru, Cabai Rawit Tembus Rp 80.000/Kg
-
Support Pembiayaan, BSI Dukung Program Makan Bergizi Gratis
-
Apresiasi Ferry Irwandi, IKAPPI Usul Skema Distribusi Masif untuk Tekan Harga Pangan
-
Awas! Ada 4 Bakteri Berbahaya di Bawang Bombai Ilegal
-
Danantara Guyur Pinjaman Rp 2 Triliun ke BTN, Buat Apa?
-
Maknai Natal 2025, BRI Peduli Wujudkan Kepedulian Melalui Penyaluran Puluhan Ribu Paket Sembako
-
Transformasi Makin Cepat, Potensi Ekonomi Digital Bisa Tembus 360 Miliar Dolar AS
-
Pemerintah Bangun Pabrik Pupuk NPK Nitrat Pertama, Bisa Bikin Petani Bisa Hemat?
-
Kementerian ESDM Tambah Stok LPG di Sumut: Persentase Ketersedian Tembus 108 Persen
-
Simas Insurtech Bayar Klaim Asuransi Kendaraan Rp 1,3 Miliar ke Korban Banjir Sumatera