Suara.com - Meski pemerintah sudah cukup melonggarkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro untuk memperluas kegiatan masyarakat, namun nyatanya belum cukup untuk mampu mendorong kegiatan konsumsi rumah tangga atau daya beli masyarakat.
Pernyataan tersebut disampaikan Ekonom CORE Faisal dalam diskusi virtual, Selasa (27/4/2021).
"Dengan dilonggarkannya PSBB atau PPKM Mikro dan sebagainya, ini belum banyak mendorong konsumsi rumah tangga," katanya.
Setidaknya ada beberapa indikator yang disebut Faisal kenapa konsumsi rumah masih tumbuh lambat.
Pertama terlihat dari data indeks penjualan riil yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) ternyata sampai dengan triwulan pertama tahun 2021 masih terjadi kontraksi yang dalam yakni minus 17 persen.
"Masih double digit ya ini, masih cukup dalam sehingga untuk bisa kembali kepada kondisi normal ekspansi masih sangat jauh," paparnya.
Tak hanya itu laju inflasi inti yang menunjukan adanya suplai dan demand juga masih rendah hingga bulan Maret 2021.
"Dalam satu tahun terakhir, bahkan sampai awal tahun ini belum terangkat naik, belum ada demand full inflation-nya," kata Faisal.
Sehingga kata dia, dengan data tersebut terlihat bahwa belum adanya peningkatan konsumsi yang cukup kuat.
Baca Juga: Efek THR Hanya Sebulan, Daya Beli Tidak akan Terdongkrak
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini daya beli masyarakat akan pulih pada kuartal II tahun ini, mengingat sejumlah faktor telah menunjukan tren pemulihan seperti confidence yang mulai pulih, technical rebound, peningkatan aktivitas masyarakat di masa Ramadan dan Idulfitri, serta pemulihan yang berasal dari dukungan APBN yang berupa stimulus perekonomian.
"Keempat faktor ini akan mendorong kuartal kedua konsumsi tahun 2021 diperkirakan akan mengalami akselerasi yang positif dan signifikan. Ini hal yang akan kita dukung atau kita akan monitor tentu dengan catatan selama Covid tetap bisa terjaga," kata Sri Mulyani.
Menurutnya perekonomian Indonesia pada kuartal tersebut diprediksi akan memasuki zona positif-rebound yang disertai peningkatan confidence dan aktivitas konsumsi, serta efek dari stimulus perekonomian yang mulai meningkat.
Konsumsi masyarakat yang merupakan kontributor terbesar di dalam PDB mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Indeks Keyakinan Konsumen pada Maret 2021 naik ke angka 93,4 dari yang sebelumnya 85,8 pada Februari 2021.
"Ini artinya konsumen di Indonesia memiliki keyakinan yang membaik dan nanti terlihat di dalam beberapa indikator yang mendukungnya," katanya.
Peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat pada bulan Maret diperkirakan pada area makanan, minuman, informasi, transportasi, pakaian, rumah tangga, serta kegiatan rekreasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Jadi Duta Mobile JKN di Kupang, Pemuda Ini Bagikan Edukasi Memanfaatkan Aplikasi Layanan Kesehatan
-
IHSG Tetap Perkasa di Tengah Anjloknya Rupiah, Ini Pendorongnya
-
Sidak Bank Mandiri, Menkeu Purbaya Mengaku Dimintai Uang Lagi untuk Kredit Properti dan Otomotif
-
Ini Dampak Langsung Kebijakan Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau
-
Bank Indonesia Dikabarkan Jual Cadangan Emas Batangan 11 Ton, Buat Apa?
-
Rupiah Ditutup Ambruk Hari Ini Terhadap Dolar
-
Pertamina Klaim Vivo dan BP Siap Lanjutkan Pembicaraan Impor BBM
-
Singgung Situasi Global, SBY: Uang Lebih Banyak Digunakan untuk Kekuatan Militer, Bukan Lingkungan
-
11 Perusahaan Antre IPO, BEI: Yang Terpenting Kualitas!
-
Kementerian ESDM Sebut Pertamax Green 95 Gunakan Etanol!