Suara.com - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) bersama beberapa BUMN menandatangani Nota Kesepakatan Bersama guna meningkatkan sinergi BUMN dengan membidik terselenggaranya proyek-proyek strategis di bidang EPC terutama pada sektor Industrial Plants.
Acara penandatanganan nota kesepakatan bersama tersebut dilakukan antara PTPP dan PT Rekayasa Industri
Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad mengatakan, EPC serta Energi Terbarukan merupakan salah satu bidang Champion PTPP yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap pengembangan bisnis perusahaan kedepannya.
Sebagai salah satu bidang konstruksi yang memiliki potensi pasar di Indonesia, fokus pada percepatan segmen champion ini menjadi salah satu strategi perusahaan untuk mendongkrak kinerja.
"Pengalaman dan karya PTPP di bidang EPC serta Energi Terbarukan telah tersebar di seluruh pelosok negeri, dimana sebagian besar juga termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (“PSN”), seperti: Kilang Minyak (RDMP) di Balikpapan dan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah yang saat ini sedang dikerjakan," ujar Novel dalam keterangannya, Senin (26/7/2021).
Novel melanjutkan, terkait kiprah PTPP di sektor EPC, tentunya tidak terlepas dari dukungan para partner dan stakeholder, salah satunya adalah PT Rekayasa Industri (Rekind).
Kerja sama di bidang Engineering, Procurement dan Construction (EPC) atas industrial plants ini akan mewujudkan sinergi yang saling menguntungkan dan mampu memberikan nilai tambah baik bagi PTPP dan juga Rekind.
"Penandatanganan ini tentunya juga akan memperkuat dan meningkatkan kompetensi keduanya untuk menangkap peluang-peluang bisnis ke depan, khususnya di proyek-proyek EPC," kata Nove
Wakil Menteri I BUMN, Pahala N Mansury menambahkan, konsep ini bentuk kerja sama dengan prinsip B to B (business to business) di bidang EPC.
Baca Juga: Raihan Kontrak Baru PTPP Hingga Akhir Mei Capai Rp 6,7 Triliun
Terutama untuk memastikan terselenggaranya proyek-proyek strategis, seperti pengembangan dan pembangunan kilang-kilang, baik itu kilang refinery, petrokimia, fasilitas pengolahan, powerplant, gasifikasi hingga pengerjaan proyek di luar negeri.
Dengan berjalannya proyek-proyek strategis tersebut juga akan mendorong dan mengakselerasi perkembangan perekonomian di Indonesia, terutama mengantisipasi pandemi Covid 19.
“Kerjasama ini diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi semua pihak dan memastikan terselenggaranya pembangunan proyek-proyek strategis tersebut dapat berjalan dengan kualitas terbaik, efisien dan dapat selesai tepat waktu," tambah Pahala.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025
-
Bolehkah JHT diklaim Segera Setelah Resign? Di Atas 15 Juta, Ada Aturan Khusus
-
Kereta Gantung Rinjani: Proyek 'Rp6,7 Triliun', Investor China Ternyata Tidak Terdaftar