Suara.com - Ditengah pandemi covid-19 yang belum mereda, dan berefek pada keadaan ekonomi, pemerintah saat ini konsen kedalam dua hal. Pertama, penanggulangan pandemi covid-19 dan kedua, pemulihan ekonomi.
Sejalan dengan program pemerintah untuk pemulihan ekonomi, BPJE PKS mendirikan Rumah Tangguh Berdaya (RTB). Tujuan RTB adalah rumah UMKM berkumpul dengan pelatihan-pelatihan Entrepreneurs secara cuma-cuma dan juga wadah pemasaran produk para UMKM tersebut.
"Hadirnya RTB adalah wadah untuk mempertemukan semua pengusaha, dari pengusaha besar hingga UMKM, sehingga diharapkan terjadi sinergi semua pengusaha, sama-sama bergandengan tangan untuk menghadapi pemulihan ekonomi di Indonesia," kata Rochmad dan Tajudin selaku BPJE DPD PKS Jakarta Timur, ditulis Jumat (30/7/2021).
Target lokasi RTB adalah 1 kecamatan ada 1 RTB, sehingga dapat menjangkau semua UMKM yang ada. Dan bertujuan memperluas pemasaran produk UMKM.
Dalam hal pelatihan UMKM, RTB memiliki beberapa jenis pelatihan, diantaranya adalah pelatihan Entrepreneurs, digital Marketing, dan keahlian-keahlian Entrepreneurs lainnya.
Saat ini RTB sudah memiliki pilot project di rumah seorang kader PKS yaitu Rudi Purnama, di daerah Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Peresmian RTB dilakukan secara virtual melalui aplikasi zoom meeting yang dihadiri oleh Anggota DPR RI F-PKS Anis Byarwati, DPRD DKI Jakarta F-PKS MT Zoelkifli, lalu dihadiri juga oleh struktural DPP, DPD dan DPC yaitu Rofik Hananto, Hidayatullah, Ikrar Aulia, Tajudin, Syamsul Bahri dan Dicky. Dari pihak UMKM Tangguh diwakili oleh Wahyu dan dari Widyanto
Rofik Hananto menyampaikan dalam sambutannya bahwa Rumah Tangguh Berdaya akan menjadi magnet kebangkitan UMKM-UMKM di Jakarta Timur menjadi Tangguh dan Berdaya.
Dalam sambutannya, Anis Byarwati mengatakan, meskipun banyak stakeholder UMKM, namun belum ada sinergi dan kolaborasi yang membuat UMKM dapat menjadi sesuatu yang bisa dibesarkan bersama.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Massal Kunci Pemulihan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
“Oleh karena itu para stakeholder tidak bisa bergerak sendiri, namun harus benar-benar berkolaborasi melalui kemitraan,” saran Anis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
BRI, Dari Warisan Perintis Raden Bei Aria Wirjaatmadja Sampai Holding Ultra Mikro
-
Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Kini Tinggal Rp 7.079 Triliun
-
Purbaya Mau Bubarkan Bea Cukai, Kalau Jadi Lebih Baik Mengapa Tidak?
-
Aset Perbankan Syariah Pecah Rekor Tertinggi, Tembus Rp 1.028 Triliun
-
Biar Tak Andalkan Ekspor Mentah, Kemenperin Luncurkan Roadmap Hilirisasi Silika
-
CIMB Niaga Mau Pisahkan Unit Usaha Syariah Jadi BUS
-
Paylater Melejit, OJK Ungkap NPL Produk BNPL Lebih Tinggi dari Kredit Bank
-
Harga Cabai Rawit Merah Mulai Turun, Dibanderol Rp 70.000 per Kg
-
Rupiah Melesat di Senin Pagi Menuju Level Rp 16.635
-
Emas Antam Harganya Lebih Mahal Rp 2.000 Jadi Rp 2.464.000 per Gram