Suara.com - Harga emas dunia stagnan pada perdagangan akhir pekan lalu, setelah gerak naiknya dibatasi oleh dolar AS yang lebih kuat.
Sementara meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global karena lonjakan infeksi COVID-19 menopang logam safe-haven tersebut.
Mengutip CNBC, Senin (23/8/2021) harga emas di pasar spot naik 0,1 persen ke harga 1.782,45 dolar AS per ounce. Emas berjangka AS ditutup naik 0,1 persen ke posisi harga 1.784 dolar AS per ounce.
"Kami memiliki dua sisi pasar saat ini. Dolar relatif kuat akhir-akhir ini sebagai akibat dari ekspektasi bahwa The Fed akan bergerak menuju tapering, berdasarkan komentar baru-baru ini," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
"Di sisi lain, kami masih percaya ada dukungan yang mendasari di pasar emas saat ini. Kami mulai melihat beberapa hambatan dari varian delta virus corona pada pemulihan ekonomi global," ucapnya.
Kekhawatiran atas pemulihan ekonomi yang melambat dan kemungkinan pengurangan stimulus dari Federal Reserve AS mengurangi selera untuk aset-aset berisiko.
Tetapi dolar juga diuntungkan dari minat terhadap safe-haven, mendorong mata uang ke level tertinggi dalam 9,5 bulan terakhir, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Dengan latar belakang sinyal penurunan stimulus baru-baru ini dari bank sentral AS, sorotan beralih ke pertemuan tahunan Fed minggu depan di Jackson Hole, Wyoming, yang dapat menjelaskan lebih lanjut tentang strategi dan jadwal kebijakan moneter.
"Begitu The Fed mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengurangi pembelian obligasi, hambatan penting untuk harga emas akan hilang," kata tim analis Commerzbank dalam sebuah catatan.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Jadi Rp 946.000 per Gram Jelang Akhir Pekan
Sementara itu harga logam perak turun 0,8 persen menjadi 23,05 dolar AS per ounce, ke penurunan mingguan ketiga berturut-turut. Palladium turun 1,6 persen menjadi 2.276,17 dolar AS dan berada di jalur untuk minggu terburuk sejak Maret 2020.
Platinum melonjak 2,1 persen menjadi 994,18 dolar AS tetapi turun 3 persen untuk minggu ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak
-
Bukan Bitcoin! Koin Kripto Ini Diprediksi Bakal Meroket Tahun 2026