Suara.com - Industri manufaktur hemat energi dan bersih bakal memiliki peran kunci untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengatakan, ekonomi dunia mengalami resesi akibat adanya wabah COVID-19 yang telah menurunkan mobilitas penduduk dan aktivitas ekonomi dengan Indonesia diproyeksikan tumbuh di kisaran 3,7 persen sampai 4,5 persen pada 2021.
"COVID memberikan dampak signifikan terhadap postur APBN 2020 sehingga perlu banyak perubahan terhadap asumsi makroekonomi," kata Satya.
Ia memaparkan, pada skenario optimis, penerimaan pajak mencapai sebesar Rp1.882 triliun atau ada selisih Rp42 triliun dari target awal pada 2020.
Satya juga mengatakan saat pandemi, 77 dari setiap 100 perusahaan di sektor pengadaan air dan pengelolaan limbah; pertanian, peternakan dan perikanan; dan real estat masih beroperasi seperti biasa.
Ia melanjutkan, pada era normal baru, sektor-sektor unggulan yang akan tumbuh tinggi dengan pangsa pasar besar adalah informasi dan komunikasi, jasa keuangan, dan asuransi.
Sementara, sektor-sektor yang unggul sebelum pandemi COVID seperti industri manufaktur, konstruksi, dan transportasi akan mengalami penurunan pertumbuhan.
Melemahnya pertumbuhan industri manufaktur pada 2020 karena permintaan domestik dan global yang masih rendah, sedangkan pelemahan sektor konstruksi karena penundaan pembangunan proyek infrastruktur, dan untuk transportasi karena terbatasnya mobilitas.
Namun, sejumlah industri manufaktur mengalami pertumbuhan positif pada triwulan II 2020 (yoy) seperti farmasi dan obat tradisional, industri logam dasar, industri kertas dan industri makanan dan minuman.
Baca Juga: Warga Cianjur Lumpuh Usai Divaksin Masih Dirawat di Puskesmas
Ia juga memaparkan mengenai elastisitas tenaga kerja dan proyeksi pertumbuhan ekonomi berdasarkan sektor dan pertumbuhan yang tinggi diperlukan untuk lepas dari middle income trap.
Menurut dia, dalam skenario pertumbuhan ekonomi enam persen pada jangka panjang, sektor industri manufaktur merupakan peringkat kedua setelah jasa yaitu masing-masing sebesar 25 persen dan 52 persen pada 2045, setelah itu baru sektor pertanian sebesar 7 persen.
Untuk itu, Satya menambahkan sesuai konsep transisi energi, maka industri manufaktur perlu diarahkan menggunakan energi yang efisien dan bersih.
"Ke depan, industri manufaktur yang hemat energi dan juga bersih akan memegang posisi kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Satya, dikutip dari Antara.
Pada kesempatan itu, Satya juga menyampaikan sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, DEN mempunyai tugas merancang dan merumuskan kebijakan energi nasional (KEN), menetapkan rencana umum energi nasional (RUEN), menetapkan langkah-langkah penanggulangan kondisi krisis dan darurat energi, dan mengawasi pelaksanaan kebijakan di bidang energi yang bersifat lintas sektoral.
Pada sesi terakhir ia mengatakan, mengenai peran dan kerja sama pemerintah dan stakeholders juga merupakan peran penting sebagai langkah dan upaya mengatasi krisis ekonomi selama masa pandemi.
Berita Terkait
-
Terbukti Korupsi Bansos Covid-19, Eks Anak Buah Juliari Divonis 7 Tahun Penjara
-
Angka Keterisian Tempat Tidur Ruang Isolasi Covid-19 Nasional Turun Hingga 25,04 Persen
-
Sumut Gelar Vaksinasi Covid-19 Khusus untuk Ibu Hamil
-
36.200 Jiwa di Indonesia Meninggal Akibat Covid-19 Selama Agustus, Jateng Paling Banyak
-
Vaksinasi Covid-19 Drive Thru di Tol Jagorawi
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Tabungan Masyarakat Indonesia di Bank Mandiri Tembus Rp 1.884 Triliun
-
Pemutihan BI Checking Bagi KPR Rumah Subsidi, Kapan Direalisasikan?
-
BMRI Kuartal III: Kredit Korporasi Melesat, Kualitas Aset Solid, Dividen Menggoda
-
5 Fakta Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan, Benarkah Iuran Jadi Gratis?
-
Hingga September BP Batam Sedot Investasi Rp54,7 Triliun
-
Bank Mandiri Klaim Sudah Salurkan Rp40,7 T Dana Menkeu Purbaya
-
Siap Perang Lawan Mafia Impor Pakaian Ilegal, Menkeu Purbaya: Saya Rugi Kalau Musnahin Doang!
-
Bahlil Minta Pemda Hingga BUMD Beri Pendampingan Pelaku Usaha Sumur Rakyat
-
Alasan IHSG Rontok Hampir 2 Persen pada Perdagangan Hari Ini
-
Tingkatkan Kompetensi SDM Muda, Brantas Abipraya & Kemnaker Jaring 32 Lulusan Terbaik se-Indonesia