Suara.com - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tidak akan lebih dari angka 5 persen. Hal tersebut dikatakan Bahlil dalam sebuah diskusi virtual, Minggu (26/9/2021).
"Kami yakin ekonomi di 2021 akhir akan tetap tumbuh. Namun kalau di 5 persen, saya pribadi sih agak berat. Kalau sampai dengan 4 atau 4,3 persen masih optimistis karena kami kompak dengan tim ekonomi yang sekarang,” kata Bahlil.
Beratnya pertumbuhan ekonomi ini tak lepas dari gelombang kedua pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada seusai libur lebaran atau hari raya Idul Fitri beberapa bulan lalu.
"Dampak dari penularan lewat varian deltanya cukup membuat guncangan terhadap ekonomi, bahkan lebih berat dibandingkan dengan awal mulai pandemi ini tahun lalu," paparnya.
Padahal kata Bahlil tren pemulihan ekonomi Indonesia sudah cukup baik pada kuartal II 2021 yang tumbuh 7,07 persen, namun sayangnya akibat merebaknya penularan Covid-19 membuat tren pemulihan tersebut terganggu.
"Makanya yang belum vaksin segera vaksin, protokol harus dipakai, jaga jarak pakai masker. Lalu ekonomi akan mulai diikuti perlahan," katanya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2021 akan lebih rendah lagi dari proyeksi sebelumnya, peningkatan kasus Covid-19 pada bulan Juni hingga Agustus lalu menjadi biang keroknya.
Sebelumnya Sri Mulyani tampak percaya diri bahwa ekonomi pada kuartal III bisa tumbuh diangka 4 persen hingga 5,7 persen, tetapi karena peningkatan kasus Covid-19 lewat varian delta pemerintah kembali merevisi target tersebut menjadi 4 sampai 5 persen saja.
"Kuartal III proyeksi growth-nya meningkat menjadi 4 hingga 5 persen. Ini karena kita lihat dari indikator-indikator baik dari sisi konsumsi maupun sisi produksi menggambarkan cukup bertahannya ekonomi kita meskipun dihadapkan pada hantaman delta variant," kata Sri Mulyani dalam konfrensi pers APBN Kita, Kamis (23/9/2021).
Baca Juga: Kasus Covid-19 Menurun, Sri Mulyani Makin Optimistis Tatap Ekonomi ke Depan
Dirinya memaparkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut terdiri dari konsumsi rumah tangga yang diprediksi tumbuh sebesar 2 persen hingga 2,4 persen, konsumsi pemerintahdiproyeksikan tumbuh -0,9 persen hingga 0,1 persen.
Kemudian ekspor diproyeksikan bakal tumbuh 20 hingaa 22,2l5 persen, impor diprediksi tumbuh 24 persen hingga 25,2 persen dan investasi yang diperkirakan tumbuh 4,9 persen hingga 5,4 persen secara tahunan.
Meski mengalami revisi pertumbuhan ekonomi, Sri mengklaim bahwa kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya bahkan jika dibandingkan dengan negara lainnya.
Sementara pada kuartal IV nanti dirinya mengatakan bahwa kondisi ini ekonomi akan tumbuh jauh lebih baik lagi, mengingat hampir seluruh kegiatan ekonomi diperkirakan telah membaik dan kasus penularan Covid-19 bisa terus ditekan pemerintah.
“Di kuartal IV-nya akan lebih baik lagi, tentu dengan asumsi varian baru maupun cluster aktivitas pendidikan dan ekonomi masih bisa terkendali dengan baik. Sehingga tidak perlu menginjak rem lagi,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026
-
BRI Dukung PRABU Expo 2025, Dorong Transformasi Teknologi bagi UMKM Naik Kelas
-
Bunga KUR Resmi Flat 6 Persen dan Batas Pengajuan Dihapus
-
Finex Rayakan 13 Tahun Berkarya