Suara.com - Masih terlintas di benak Sharif Benyamin ketika salah seorang rekannya pesimistis dengan rencana pengembangan township terbaru dari PT Summarecon Agung Tbk di kawasan Bogor, beberapa tahun silam.
Menurut rekannya, hal yang mustahil untuk membangun sebuah kota di daerah pegunungan yang konsepnya untuk hunian, bukan sebagai tempat peristirahatan sementara.
Ingatan itu pun menjadi cerita pembuka saat Sharif Benyamin, Direktur PT Summarecon Agung Tbk memperkenalkan sebuah pengembangan kota mandiri Summarecon Bogor, September 2020.
Melalui pertemuan daring, Benyamin menjelaskan setidaknya pembangunan township keenam dari Summarecon yang sudah direncanakan sejak 2013 silam.
Seiring berjalannya waktu, cerita dari rekan Benyamin ternyata terbantahkan lewat hasil penjualan 590 unit produk hunian yang dipasarkan Summarecon Bogor tahun lalu.
Tak tanggung-tanggung, produk hunian tersebut dipasarkan dari harga Rp 1,3 – 6 miliar. Hasil penjualan itu pun sekaligus menjadi awal kesuksesan perkenalan Summarecon Bogor di pasar properti tanah air.
Fenomena penjualan itu menjadi buah bibir bagi pelaku bisnis properti dalam negeri. Sebab, Summarecon berhasil meluncurkan tiga produk cluster sekaligus di saat pandemi covid-19.
“Sudah diluncurkan saat pandemi, dan produknya langsung habis pula. Ini merupakan hal yang luar biasa di industri properti,” ujar CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, dalam acara Product Knowledge hunian terbaru dari Summarecon Bogor ditulis Rabu (20/10/2021).
Ali melihat banyak hal luar biasa dari Summarecon Bogor yang membuat peluncurannya sukses pada tahun lalu. Salah satunya adalah konsep pengembangan township yang berbeda karena berada di wilayah pegunungan.
Baca Juga: BI Lanjutkan Kebijakan DP 0% Kendaraan Bermotor dan Properti Tahun Depan
Menurutnya, tak banyak developer yang berani mengembangkan kawasan di wilayah pegunungan karena membutuhkan nilai investasi yang sangat besar, khususnya dalam segi konstruksi.
Berdasarkan paparan launching Summarecon Bogor dalam konferensi dengan media tahun lalu, Summarecon Bogor dibangun di atas lahan 500 hektare di wilayah Bogor yang lokasinya berada di ketinggian 300-500 meter di atas permukaan laut.
Kawasan ini pun hanya memiliki saleable hamper 40 persen (pada umumnya saleable kawasan di dataran rendah sekitar 60 persen).
Benyamin menjelaskan, Summarecon Bogor merupakan pengembangan berskala kota yang di dalamnya akan saling terintegrasi antara hunian, dengan fasilitas kota lainnya seperti tempat usaha, komersial, pendidikan, kesehatan, dan hiburan yang memungkinkan penghuni dapat melakukan beragam aktivitas didalamnya.
Tak hanya itu, penghuni juga akan menikmati pemandangan indah Gunung Salak, Gunung Gede Pangrango, dan Gunung Pancar setiap harinya dari dalam kawasan.
Menurut dia, tidak banyak developer yang berani membangun sebuah township di kawasan pengunungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Poin-poin Utama Kasus Dana Nasabah Mirae Asset Rp71 Miliar 'Hilang'
-
Panduan Mengurus STNK, BPKB, dan Risalah Lelang Kendaraan Hasil Lelang
-
Asing Topang IHSG, Saham CDIA, BRMS, dan ASII Paling Banyak 'Dipanen'
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
Bandara IMIP Dicabut Statusnya, Menteri Investasi: Investor Butuh Kepastian, Bukan Label
-
PGAS-GIAA Kirim 3 Ton Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera, Aceh Jadi Fokus Utama
-
Bahlil Relaksasi Aturan Beli BBM Pakai Barcode di Sumatra-Aceh
-
Viral BSU Cair Rp 600.000 Dibayar Sekaligus Tahun 2025, Cek Faktanya
-
Kenaikan Harga Emas Mulai Rasuki Inflasi RI
-
Tujuh Anak Usaha PHE Masuk 10 Besar Produsen Minyak, Pakar: Grade A Migas Memang Ada di Hulu