Suara.com - Harga minyak dunia turun karena perkiraan untuk musim dingin Amerika yang hangat mengerem reli yang sempat mendorong harga ke level tertinggi tiga tahun di atas USD86 per barel pada awal sesi, dipicu pasokan yang ketat dan krisis energi global.
Mengutip CNBC, Jumat (22/10/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup anjlok USD1,21 menjadi USD84,61 per barel, setelah menyentuh USD86,10 pada sesi itu, level tertinggi sejak Oktober 2018.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, menyusut 92 sen menjadi USD82,50 per barel.
Harga reli pada sesi Rabu ketika Badan Informasi Energi AS melaporkan persediaan minyak mentah dan bahan bakar yang lebih ketat, dengan stok minyak mentah di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, jatuh ke level terendah tiga tahun.
Cuaca musim dingin di sebagian besar Amerika Serikat diperkirakan lebih hangat dari rata-rata, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration, yang dirilis Kamis pagi.
"Laporan itu, menunjukkan kondisi yang lebih kering dan lebih hangat di seluruh Amerika bagian selatan dan timur, memberikan tekanan pada kompleks energi tersebut," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho.
"Pedagang yang telah menetapkan USD86 sebagai ambang penjualan mereka mengambil kesempatan untuk mengantongi beberapa keuntungan," kata Louise Dickson, analis Rystad Energy.
Harga Brent melambung lebih dari 60 persen tahun ini, didukung peningkatan pasokan yang lambat oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC Plus, serta krisis batu bara dan gas global yang mendorong pembangkit listrik untuk beralih ke minyak mentah.
Minyak juga mendapat tekanan dari penurunan harga batu bara dan gas alam. Di China, batu bara anjlok 11 persen memperpanjang kerugian pekan ini sejak Beijing mengisyaratkan akan melakukan intervensi untuk mendinginkan pasar.
Baca Juga: Persediaan Migas AS Makin Tipis, Harga Minyak Naik Drastis
Namun, beberapa analis memperkirakan minyak akan reli lebih lanjut karena OPEC Plus kemungkinan tetap pada rencananya untuk meningkatkan produksi secara bertahap, kendati permintaan diprediksi mencapai tingkat pra-pandemi.
Rystad mengatakan prospeknya tetap bullish untuk sisa tahun ini dan Giovanni Staunovo, analis UBS, memperkirakan Brent akan diperdagangkan di USD90 pada Desember dan Maret.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya