Suara.com - Penelitian dari peneliti Universitas Indonesia (UI), Krisna Puji Rahmayanti memperlihatkan, 24 persen perokok beralih membeli rokok dengan harga lebih murah pada periode akhir 2020 hingga awal 2021.
Data itu mirip dengan Pusat Kajian Jaminan Sosial (PKJS) UI dan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) yang menyebut, 42 persen dari perokok persisten saat ini berusaha berhemat.
“Di tahun 2020-2021, bahwa 24 persen beralih ke rokok yang lebih murah, ini dikonfirmasi oleh penelitian PKJS UI, intensitas perokok mereka ada potensi kebijakan untuk beralih ke rokok lebih murah,” kata Krisna, dalam Tapak Tilas 1.905 Hari Advokasi Harga Rokok di Indonesia, Selasa (2/11/2021).
“Apa yang bisa dipelajari? Bagaimana harga ini jadi pertimbangan perokok, harga menentukan rokok mana yang mereka pilih,” sambung dia, dikutip dari Solopos.com --jaringan Suara.com.
Bersamaan dengan itu, menurutnya uang belanja perokok memang tidak berubah namun sekitar 37 persen yang mengurangi pengeluaran untuk merokok.
“Ada kabar gembira, 37,1 persen menurunkan konsumsinya, 42 persen menurunkan konsumsinya di bulan desember 2020, 37 persen menurun di Juni 2020, 42 persen menurun di Desember 2020-Januari 2021. Hal ini menunjukkan bahwa memang ada pertimbangan kondisi ini yang membuat mereka menurun,” kata dia.
Ia menjelaskan, langkah setelah wawancara survei ini adalah mereka yang menurunkan belanja rokok salah satu variabel yang sering disebutkan adalah untuk menghemat kondisi keuangan.
“Harga saat ini membuat mereka harus mempertimbangkan mana yang harus diprioritaskan pada masa pandemi, apalagi dalam kondisi ekonomi yang sulit,” tambah Krisna.
Ada dua poin yang ia soroti terkait kasus ini, pertama, harga jadi pertimbangan perokok yang masih merokok untuk berhenti atau mengurangi konsumsi terhadap rokok.
Baca Juga: Pemerintah Timbang Seluruh Aspek Dalam Memutuskan Revisi PP 109/2021
Selanjutnya, dampak pandemi Covid-19 jadi salah satunya memengaruhi kemampuan fiskal para perokok tersebut.
Mengutip data dari Komnas Pengendalian Tembakau, tercatat 13,1 persen dalam kurun waktu tiga bulan sejak diumumkan kasus Covid-19 pertama di indonesia mengalami peningkatan belanja merokok di kalangan ekonomi menengah kebawah.
Berita Terkait
-
Cukai Rokok Naik Tahun Depan, DPR Minta Sri Mulyani Pikir Ulang
-
Pandemi Covid-19, Perokok Indonesia Beralih ke Rokok Lebih Murah
-
Survei: COVID-19 Tak Buat Orang Indonesia Berhenti Merokok
-
Petani Harap Cukai Tembakau Tak Naik Lagi: Penurunan Kesejahteraan Terjadi Tiap Tahun
-
Mata Rantai IHT Berharap Kenaikan CHT Mempertimbangkan Keberlangsungan Usaha
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Izin Sumur Rakyat Rampung Desember, Bahlil: Sekarang lagi Proses Verifikasi!
-
Youth Economic Summit 2025 'Paksa' Gen Z & Milenial Jadi Jantung Ekonomi Baru RI
-
Update Proyek DME, Bahlil: Pakai Teknologi China, AS hingga Eropa!
-
Bahlil Lahadalia Ungkap Alasan DMO Batubara Naik di Balik Kebijakan Baru ESDM
-
Rasio Wirausaha RI Cuma 3,47 Persen, Jauh Ketinggalan dari Singapura dan Malaysia!
-
Apakah Deposito Harus Bayar Tiap Bulan? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Menkeu Purbaya Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Lulusan SMA Bisa Melamar jadi Petugas Bea Cukai
-
Pajak UMKM 0,5 Persen Bakal Permanen? Purbaya: Tapi Jangan Ngibul-ngibul Omzet!
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!