Suara.com - Singapura tengah dilanda krisis tenaga kerja di rumah sakit dampak banyaknya nakes yang memilih mengundurkan diri atau resign.
Hal ini didukung pernyataan Menteri Senior Kesehatan Janil Puthucheary pada Senin (1/11/2021). Setidaknya 1.500 nakes memilih untuk resign pada awal tahun 2021. Setelah sebelumnya sudah banyak nakes asing yang memilih pergi.
Setidaknya 500 dokter dan perawat asing mengundurkan diri pada awal tahun ini. Jumlah uang sama terjadi pada 2020. Sebagian besar mundur karena alasan pribadi, untuk migrasi, atau pulang ke negara asal mereka.
Menteri Puthucheary bahkan menceritakan keluhan seorang nakes yang kewalahan hingga mengalami stres dan kelelahan akibat wabah yang berkepanjangan.
"Tim kami kelelahan secara fisik, mental, dan emosional, entah mereka mengakuinya atau tidak. Karena itu, tak heran jika angka pengunduran diri meningkat tahun ini," ungkap Puthucheary.
Ia melanjutkan, sebagian besar nakes tidak sempat mengambil cuti sejak tahun 2020. Lebih dari 90 persen tak bisa menghabiskan akumulasi cuti mereka untuk tahun 2021.
"Proporsi ini lebih tinggi dibandingkan 2 tahun terakhir. Nakes kita telah melampaui kewajibannya untuk merawat pasien," sambungnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, rumah sakit berusaha menekan lembur nakes mereka lantaran pada September lalu perawat bekerja rata-rata 160-175 jam per bulan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun menjangkau lebih banyak relawan untuk bergabung dengan fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta demi membantu meringankan beban nakes di rumah sakit umum. Kemenkes juga meningkatkan perekrutan nakes dari luar negeri.
Baca Juga: Kemenkes: Komorbid Diabetes Mendominasi Kasus Pasien Covid-19 Meninggal Dunia
Puthucheary menegaskan, perekrutan ini tidak memberi dampak besar pada unit perawatan intensif (ICU). Namun, penambahan tenaga kerja tersebut akan berdampak di sektor lainnya dalam ekosistem perawatan kesehatan.
Terkait cuti sakit, Puthucheary mengakui adanya insiden nakes yang diasingkan sebelumnya. Namun, ia memastikan tak ada lagi kasus serupa.
Berita Terkait
-
Studi AS Temukan Korelasi Antara Infeksi Covid-19 dengan Masalah Pendengaran
-
Pandemi Covid-19 dan Inovasi Produk Lejitkan Penjualan Sepeda Lipat Element
-
Tes Covid-19 yang Memadai Jadi Kunci Untuk Bangkitkan Pariwisata
-
Vaksinasi COVID-19 Anak 6-11 Tahun Tunggu Petunjuk Kemenkes
-
Update Covid-19 Global: Sekolah Belum Buka, Korea Selatan Alami Lonjakan Kasus pada Remaja
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance untuk Masyarakat Kuningan, Siap Layani Kebutuhan Darurat!
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?