Suara.com - Harga emas dunia mendekati level tertinggi lima bulan pada perdagangan Kamis, yang disentuh pada sesi sebelumnya, setelah data harga konsumen (CPI) Amerika yang kuat mendorong serbuan ke logam mulia yang dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Mengutip CNBC, Jumat (12/11/2021), harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi USD1.861,39 per ounce. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember ditutup 0,8 persen lebih tinggi menjadi USD1.863,90 per ounce.
"Pasar ketakutan dengan data CPI kemarin yang masuk setinggi itu. Pedagang melihat emas sebagai aset pengaman, sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi ini," kata analis RJO Futures Bob Haberkorn.
Emas melesat sebanyaknya 2 persen pada sesi Rabu dan mencapai level tertinggi sejak pertengahan Juni, setelah data menunjukkan CPI Amerika naik pada laju tercepat dalam 31 tahun pada Oktober, menggarisbawahi tanda-tanda inflasi dapat tetap tinggi hingga 2022.
"Angka yang kita lihat kemarin bisa menjadi dorongan kembali hingga USD1.900 per ounce untuk emas," kata Haberkorn, menambahkan pasar tidak percaya kemungkinan kenaikan suku bunga saat ini.
Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah, meningkatkan opportunity cost memegang emas, yang tidak membayar bunga.
Emas mencapai puncak yang baru selama beberapa sesi terakhir setelah bank sentral utama, pekan lalu, mengindikasikan suku bunga akan tetap rendah dalam waktu dekat, dengan Federal Reserve mempertahankan pendiriannya bahwa inflasi hanya "sementara".
Namun, sejak itu, pejabat The Fed menyuarakan kekhawatiran tentang inflasi yang bertahan lebih lama.
"Kendati narasi telah berkembang setelah pertemuan FOMC pekan lalu bahwa The Fed akan melihat melalui angka inflasi yang tinggi...angka-angka ini (data CPI) cukup panas untuk mengguncang pasar," kata analis Saxo Bank Ole Hansen.
Baca Juga: The Fed Bersikap Akomodatif, Harga Emas Dunia Melejit ke Level Tertingginya
Di tempat lainnya, perak spot melonjak 2,4 persen menjadi USD25,21 per ounce, level tertinggi sejak 6 Agustus. Platinum melesat 1,9 persen menjadi USD1.087,35 per ounce dan paladium melambung 2 persen menjadi USD2.060,21.
Berita Terkait
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Harga Emas Dunia Cetak Rekor Terburuk Sejak 2020 Usai Tembus Tertinggi, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Dunia Melambung Tinggi, Segini Pasarannya
-
Emas Antam Harganya Masih Tinggi Dibanderol Rp 2.123.000 per Gram
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar