Suara.com - Harga minyak dunia ditutup variatif pada perdagangan Senin, karena investor merasa galau apakah pasokan minyak mentah akan meningkat dan apakah permintaan bakal tertekan oleh lonjakan biaya energi baru-baru ini dan penguatan dolar dan melonjaknya kasus Covid-19.
Mengutip CNBC, Selasa (16/11/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 12 sen, atau 0,2 persen menjadi USD82,05 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), naik 8 sen, atau 0,1 persen menjadi USD80,88 per barel.
Pada awal perdagangan, pasar minyak memperhitungkan spekulasi bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden bakal mengatasi kenaikan harga dengan melepaskan minyak mentah dari Strategic Petroleum Reserve Amerika, tetapi skeptisisme tentang pendekatan itu menyebabkan WTI bergerak lebih tinggi, menurut John Kilduff, mitra di Again Modal LLC, New York.
"Pasar tampaknya telah memperhitungkan terlalu agresif bakal pelepasan SPR akan terjadi," kata Kilduff.
Membebani harga minyak, dolar AS mencapai level tertinggi 16 bulan terhadap sekeranjang mata uang karena investor khawatir tentang ekonomi global.
Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Pekan lalu, perusahaan energi Amerika menambahkan rig minyak dan gas untuk minggu ketiga berturut-turut, didorong kenaikan 65 persen harga minyak mentah WTI sepanjang tahun ini.
Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) pekan lalu memangkas perkiraan permintaan minyak dunia untuk kuartal keempat sebesar 330.000 barel per hari dari proyeksi bulan lalu, karena harga energi yang tinggi menghambat pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.
Baca Juga: Disperindag Jabar Lakukan Ini untuk Kendalikan Harga Minyak Goreng
Menteri Energi UEA, Suhail al-Mazrouei, mengatakan semua indikasi menunjukkan surplus pasokan minyak pada kuartal pertama 2022.
Eropa kembali menjadi pusat pandemi Covid-19, mendorong sejumlah negara untuk mempertimbangkan kembali pemberlakuan penguncian, sementara China sedang berjuang melawan penyebaran wabah terbesarnya yang disebabkan varian Delta.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
Terkini
-
Purbaya soal Pejabat Kemenkeu Diperiksa Kejagung: Itu Masa Lalu, Bukan Sekarang
-
IHSG Menguat Tipis Sore Ini, Apa Saja Saham yang Cuan
-
Ekonom Buka Data Soal Perlunya Kebijakan Moratorium CHT
-
Gunung Semeru Erupsi, Gimana Nasib Jadwal Penerbangan?
-
Rupiah Lesu Lawan Dolar AS, Karena The Fed Galau Soal Suku Bunga Acuan
-
Karier dan Pendidikan Victor Rachmat Hartono: Bos PT Djarum
-
Purbaya Umumkan Defisit APBN Rp 479,7 Triliun per Oktober 2025, Klaim Masih Aman
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Bearish Bitcoin: Harga BTC Bisa Turun ke US$67.000 Meski Ada Sentimen Positif
-
Dirut PT Djarum Victor Rachmat Hartono Dicekal Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty