Suara.com - Serikat Petani Kelapa Sawit Kabupaten Siak (SPKS) menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa (EU) H.E Vincent Piket di Desa Belutu, Kecamatan Kandis, Kab. Siak, Riau.
Ridwan selaku Ketua SPKS Kabupaten Siak, mengucapkan terimakasih atas kunjungan duta besar EU langsung ke kebun petani kecil anggota SPKS dan melakukan dialog secara ramah.
Ridwan menyebut kunjungan ini tentunya sangat peting bagi petani untuk menjelaskan secara langsung kepada Duta Besar EU apa yang sedang dilakukan untuk memenuhi standar yang di inginkan oleh pasar dari Uni Eropa.
SPKS adalah organisasi petani sawit skala kecil dengan jumlah anggota 72 ribu petani sawit. Luasan rata-rata para petani anggota adalah kurang dari 8 ha yang tersebar di Kalimantan dan Sumatera.
Saat ini SPKS melakukan beberapa program antara lain adalah fasilitasi legalitas bagi petani melalui pemetaan sawit rakyat, melakukan pelatihan-pelatihan budidaya sawit, pembangunan kelompok dan sertifikasi berkelanjutan. Dari semua itu, yang baru berhasil dipetakan adalah sebanyak 14 ribu petani.
Semua upaya yang dilakukan SPKS ini adalah untuk memastikan pasokan sawit berkelanjutan dari anggotanya untuk menemui standar pasar yang tinggi terkait tidak ada deforestasi atau kebun illegal.
“Sekjen SPKS, Mansuetus Darto, yang turut hadir dalam kunjungan ini pun mengajak Duta Besar EU untuk bekerjasama mencari solusi mengatasi permasalah petani sawit seperti pemetaan kebun petani sawit skala kecil dan juga bagaimana menyediakan pelatihan-pelatihan yang di butuhkan petani sawit skala kecil terutama untuk upaya mencapai standar yang di inginkan oleh EU. Jika pasar EU inginkan perdagangan berkelanjutan dan pasokan sawit tanpa deforestasi, harus mampu merangkul petani kecil yang selama ini terdampak akibat kebun-kebun besar yang illegal. Pasar EU harus melakukan traceability, dan memastikan petani kecil yang berpraktek secara berkelanjutan diprioritaskan. Pasar EU harus bertransformasi untuk petani kecil," kata Mansuetus Darto ditulis Rabu (17/11/2021).
H.E Vincent Piket Duta Besar Uni Eropa, mengatakan sehari sebelumnya sudah bertemu dengan Gubernur Riau, Walikota Pekanbaru dan juga Kadin.
"Kunjungan kami di petani sawit hari ini untuk mengetahui secara langsung proses produksi minyak sawit berkelanjutan yang di lakukan oleh petani sawit skala kecil," kata Vincent.
Baca Juga: 100 Universitas Terkemuka di Eropa Ikuti Pameran Perguruan Tinggi Eropa di Indonesia
Duta Besar EU kemudian menjelaskan kepada petani sawit bahwa Uni Eropa membutuhkan minyak kelapa sawit dari Indonesia yang di produksi oleh petani sawit skala kecil. Namun EU memiliki standar yang mengutamakan soal keberlanjutan lingkungan dalam membeli minyak kelapa kelapa sawit dari Indonesia, standar ini untuk memastikan minyak kelapa sawit yang di beli tidak berkaitan dengan dengan deforestasi dan juga untuk menghentikan deforestasi.
“Yang perlu di ingat bahwa standar EU tersebut tidak hanya untuk kelapa sawit tetapi juga komoditas lainya seperti bunga matahari, Repseet, dan juga pemberlakukan standar ini tidak ada diskriminasi karena diberlakukan kepada semua negara,” ucapnya.
Karena itu bertemu dengan petani hari ini sangat penting untuk mendengarkan bagaimana tanggapan dari petani skala kecil apa kendala yang dialami ketika menerapkan perkebunan sawit berkelanjutan mengikuti standar dari EU. Diapun sangat memahami bahwa untuk mengikuti sertifikasi berkelanjutan misalnya ISPO standar nasional di Indonesia tidaklah mudah dan membutuhkan biaya yang besar.
Asmudi seorang petani kecil yang hadir dalam pertemuan ini mengeluhkan soal pupuk dan akses dana sawit yang belum mereka nikmati. Sementara Sukardi selaku ketua koperasi Makmur Belutu Barokah menyampaikan upaya-upaya yang mereka lakukan untuk sawit berkelanjutan antara lain adalah sulitnya kemitraan dengan perusahaan yang terdekat, dan melakukan tumpang sari untuk kebutuhan pangan para petani.
Sementara Doli Pasaribu, petani sawit dari Rokan Hulu yang juga hadir dalam diskusi SPKS bersama Dubes EU, meminta agar Pasar EU bekerjasama dengan petani kecil untuk memastikan keberlanjutan. Petani yang sebentar lagi memperoleh sertifikasi RSPO ini memandang bahwa petani sawit skala kecil sebagai lokomotif bagi pembangunan berkelanjutan namun sering diabaikan oleh pemerintah.
Karena itu menurutnya, penting agar pemetaan sawit rakyat untuk memastikan apakah mereka dalam Kawasan hutan itu, petani atau tidak. Apa yang disampaikan Doli Pasaribu, ditegaskan Kembali oleh Yusro Fadli yang juga petani asal Rokan Hulu, bahwa mafia tanah yang menguasai ratusan hectare sawit selalu merusak citra sawit petani yang berpraktek secara baik.
Diakhir penyampaianya kepada petani sawit, Duta Besar mengapresiasi apa yang sudah di lakukan oleh SPKS kepada petani sawit anggotanya untuk menerapkan produksi sawit berkelanjutan mulai pemetaan petani sawit dan juga pelatihan-pelatihan yang di lakukan.
Bupati Kabupaten Siak Drs. H. Alfedri, M.Si di huhungi terpisah mengatakan kabupaten Siak saat ini sudah menetapkan visi Siak Hijau yang di dukung dengan multipihak banyak organisasi.
"Prioritas kami adalah menjaga lahan gambut dengan meningkatkan produktivitas & kapasitas petani sawit. Ini prioritas yang ingin kami terus dorong di seluruh penjuru Siak. Kerja-Kerja mitra pembangunan termasuk kerja-kerja anggota SPKS sangat mendukung visi Siak Hijau," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan