Suara.com - Penggunaan kendaaraan listrik di Indonesia kini menjadi prioritas pemerintah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menyampaikan dengan usaha sendiri Indonesia akan berupaya menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 29 persen hingga tercapai net zero emission pada 2060.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Sony Sulaksono mengatakan, saat ini pihaknya sudah membuat roadmap untuk mempopulerkan kendaraan listrik berbasis baterai.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah dengan mendorong berkembangnya ekosistem berbasis baterai di lingkup pemerintahan.
“Dengan adanya transisi dari kendaraan konvensional menuju kendaraan listrik berbasis baterai ini, kita harapkan pada 2030 akan tercapai 3 juta kendaraan listrik berbasis baterai. Kita harap itu akan menurunkan 4,6 juta ton emisi CO2,” kata Sony di sela-sela acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Gojek & TBS secara virtual, Kamis (18/11/2021).
Baca Juga: Agar Emisi Karbon Turun 4,6 Juta Ton Diperlukan 3 Juta Kendaraan Listrik
Sony mengapresiasi Langkah yang dilakukan Gojek dan TBS Energi Utama melalui PT Karya Baru TBS (TBS) yang diberi nama Electrum. Kolaborasi strategis tersebut direncanakan nilai investasi dalam negeri mencapai US$ 1 miliar atau Rp 17 triliun dalam 5 tahun ke depan.
Menurutnya, pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang dilakukan oleh Gojek dan TBS sejalan dengan pengembangan industri nasional.
“Electrum menjadi kendaraan atau wahana yang akan digunakan oleh partnernya. Mudah-mudahan ini terus berkembang. Harus ditanamkan mindset bahwa kendaraan listrik ini adalah sesuatu yang berbeda, prestisius. Jadi wajar jika harganya sedikit di atas,” kata Sony.
Co-Founder & CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, pihaknya sangat serius dalam mengadopsi kendaraan listrik untuk semua layanan ekosistem Gojek, seperti GoFood (pesan antar makanan), GoSend (pengiriman paket), dan GoRide (transportasi).
Menurutnya, adanya join venture bersama TBS ini, nantinya akan mengubah berbagai macam layanan tadi, dari kendaraan berbahan bakar minyak menjadi kendaraan listrik.
Baca Juga: Menko Airlangga Akui Harga Mobil Listrik Mahal
“Buat kami, ini merupakan suatu komitmen yang sangat serius dan sangat inti dalam bisnis kami. Ini kita lakukan karena situasi polusi sudah sangat buruk. Udara yang kita hirup, kualitasnya sudah sangat rendah, dan Sebagian disebabkan karena kendaraan-kendaraan yang ada di sekitar kita. Untuk kami, ini merupakan usaha untuk membantu menciptakan solusi terhadap masalah tersebut,” ujar Kevin.
- 1
- 2
baca juga
-
Masih Mahal, Menteri Luhut Mau Harga Mobil Listrik Jadi Rp 150 Juta
-
Saat Jokowi Pilih Jajal Mobil Listrik di GIIAS 2021
-
Berkunjung ke GIIAS, Jokowi Pilih Jajal Mobil Listrik Dibandingkan Produk Lansiran Terbaru
Komentar
Berita Terkait
-
Demokrasi Indonesia Alami Kemunduran, Amnesty International Singgung Otsus Papua hingga KPK Terpuruk di Era Jokowi
-
PSI Berharap Pj Gubernur Kerjakan Normalisasi Seperti Jokowi, Bukan Naturalisasi Era Anies
-
Menkop Minta Grab Bantu UMKM Jadi Digital, Bukan Ambil Alih Bisnis
terpopuler
-
Usia Bukan Penghalang, Viral Momen Kakek-Kakek Nikahi Gadis 19 Tahun, Mahar Rumah sampai Umrah Jadi Sorotan
-
Massa Aksi Bela UAS Geruduk Kedubes Singapura, Orator di Atas Mobil Komando: Tabrak Gerbangnya!
-
Percakapan Mesra Supir Bus dan Kekasihnya Terdengar Semua Penumpang, Isinya Bikin Netizen Iri
-
Berada di Singapura, Abu Janda Minta Indonesia Tegas dalam Menindak Orang yang Terpapar Radikalisme
-
Viral Nasib Jadi Rafathar: Ganteng dan Terlahir Sugih, Tapi Dilarang Pungut Makanan yang Jatuh Belum 5 Menit