Suara.com - Harga minyak dunia menguat pada perdagangan Senin setelah anjlok 4 persen pada akhir pekan kemarin.
Mengutip CNBC, Selasa (23/11/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 81 sen, atau 1 persen menjadi USD79,70 per barel. Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, ditutup meningkat 81 sen, atau 1 persen menjadi USD76,75 per barel.
Harga minyak mentah Brent dan WTI merosot lebih dari USD1 pada awal perdagangan, mencapai level terendah sejak 1 Oktober.
Pengumuman bisa datang paling cepat Selasa, menurut sumber yang mengetahui diskusi tersebut, tetapi pejabat Gedung Putih dan Departemen Energi Amerika mengatakan tidak ada keputusan resmi tentang pelepasan cadangan yang dibuat.
Diskusi itu terjadi setelah Amerika tidak dapat membujuk Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC Plus, untuk memompa lebih banyak minyak dengan produsen utama lainnya dengan alasan dunia tidak kekurangan minyak mentah.
Kelompok produsen itu bulan ini sepakat untuk tetap pada rencana meningkatkan produksi minyak sebesar 400.000 barel per hari mulai Desember.
Harga minyak melesat setelah Bloomberg News melaporkan bahwa OPEC Plus dapat mengubah rencana untuk terus meningkatkan produksi, mengutip sejumlah delegasi.
"OPEC mengirimkan sinyal, jika para pemain ini melakukan itu, mereka memiliki beberapa barel yang dapat mereka tahan dan akan mengimbangi dampak perilisan tersebut," kata Phil Flynn, analis Price Futures di Chicago.
Joseph McMonigle, Sekjen Forum Energi Internasional yang berbasis di Riyadh, Senin, memperkirakan OPEC Plus akan mempertahankan rencananya menambah pasokan ke pasar secara bertahap.
Baca Juga: Eropa Lakukan Lockdown, Harga Minyak Mentah Anjlok 4 Persen
"Saya melihat mereka tetap berpegang pada rencana mereka saat ini mengingat surplus pasokan untuk tahun depan, yang tipikal bagi pasar minyak pada kuartal pertama," kata dia.
"Jika mereka membuat perubahan, itu karena faktor eksternal yang tidak terduga, seperti penguncian di Eropa, segala jenis pelepasan strategis, dan pergeseran permintaan bahan bakar jet." tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025
-
Petrindo Akuisisi GDI, Siapkan Rp 10 Triliun untuk Bangun Pembangkit Listrik 680 MW di Halmahera