Wakil Gubernur Kalimantan Utara, Dr. Yansen TP. M. Si, mengatakan potensi lahan pertanian di wilayahnya berupa lahan kebun seluas 36.460 hektare, ladang atau huma 38.615 heltare, dan sawah seluas 10.776 hektare.
“Masih ada lahan seluas 121.542 hektare yang saat ini belum digarap,” katanya di Tanjung Selor.
Untuk perkebunan, pada wilayah perbatasan darat sangat potensial untuk pengembangan pertanian dan perkebunan. Perkebunan dan pabrik kelapa sawit tersebar di Kabupaten Bulungan, Tana Tidung, Malinau dan Nunukan.
Perkebunan kelapa sawit juga telah mampu membantu menurunkan angka kemiskinan dan tingkat pengangguran di Kalimantan Utara, bahkan mampu menampung tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi dari Malaysia.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah mengalokasikan lahan seluas 808.900 hektare, namun yang sudah termanfaatkan baru sekitar 526.464 hektare untuk perkebunan kelapa sawit beserta pabriknya. Total produksi CPO Kaltara mencapai 2.105.859 ton per tahun.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah mencanangkan program Food and Rice Estate di tiga kabupaten yaitu Bulungan, Malinau dan Nunukan. Program ini selain untuk pangan masyarakat Kaltara, juga ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan jika nantinya Ibu Kota Negara pindah ke Kalimantan Timur.
Untuk lumbung pangan ini, selain pertanian Provinsi Kalimantan Utara juga memiliki potensi di sektor perikanan. Baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.
Produksi perikanan tangkap pada 2020 lalu mencapai 25.804 ton. Sedangkan perikanan budidaya produksinya mencapai 536.896 ton.
“Jenis utamanya adalah kepiting, udang windu dan bandeng,” kata Wakil Gubernur Yansen.
Baca Juga: Waspada Investasi di Robot Trading Ilegal, Uang Bisa Melayang
Kalimantan Utara, menurut Yansen, juga telah menyusun studi kelayakan Pariwisata di dua kabupaten, yaitu Malinau dan Tana Tidung pada 2020. Dua kabupaten ini memiliki potensi pariwisata budaya dan alam.
Pada 2019 lalu jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kaltara sekitar 547.313 kunjungan, baik lokal maupun asing. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan jumlah ketersediaan hotel di Kaltara saat ini, sehingga dibutuhkan investasi di bidang industri pariwisata seperti perhotelan, agen perjalanan, money changer, transportasi, kuliner dan lainnya.
Kalimantan Utara adalah harapan baru bagi pengembangan pembangunan nasional. Dan saat ini terbuka untuk investasi langsung.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan