Suara.com - Miliarder investor sekaligus CEO Bridgewater Associates Ray Dalio mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak menyimpan atau berinvestasi pada uang tunai.
“Uang tunai bukanlah investasi yang aman, bukan tempat yang aman karena akan dikenakan pajak oleh inflasi,” ujar pendiri hedge fund terbesar di dunia ini.
“Anda dapat mengurangi risiko Anda tanpa mengurangi keuntungan Anda. Anda tidak akan memasarkan waktu ini. Bahkan jika Anda adalah pengatur waktu pasar yang hebat, hal-hal yang terjadi dapat mengubah dunia, sehingga mengubah apa yang bisa dihargai di pasar,” sambung dia.
Wabah virus corona dan kemunculan varian omicron jadi motivasi dia menyampaikan hal ini. Kehadiran varian baru ini mengguncang pasar saham pada Black Friday setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabelinya sebagai "varian yang harus diperhatikan."
Dow Jones Industrial Average turun 900 poin pada hari Jumat mengalami hari terburuk sejak Oktober 2020. Saham berjangka juga memperlihatkan penurunan besar lainnya menyusul rebound Senin di Wall Street karena investor memantau krisis kesehatan yang sedang berlangsung.
Bursa saham rebound dengan cepat dari dasar pandemi pada Maret 2020 berkat langkah-langkah stimulus fiskal dan moneter besar-besaran yang diatur pemerintah dan Federal Reserve untuk mendukung perekonomian.
Meski demikian, Dalio memperkirakan, kelebihan uang beredar dalam sistem dapat menciptakan masalah ekonomi dan politik.
“Anda tidak dapat meningkatkan standar hidup dengan menaikkan jumlah uang dalam kredit dalam sistem karena itu hanya lebih banyak uang mengejar jumlah barang yang sama,” katanya.
“Ini akan mempengaruhi pasar keuangan seperti yang telah kita lihat dan itu akan mempengaruhi tingkat inflasi. Itu tidak akan meningkatkan standar hidup dengan cara yang penting. Ketika inflasi mulai menggigit, itu memiliki konsekuensi politik.” ujar dia, dikutip dari Warta Ekonomi.
Baca Juga: Tiket Pesawat Hingga Jengkol Sumbang Inflasi di Sumatera Barat
Inflasi utama melonjak pada bulan Oktober sehingga mempercepat laju tercepatnya sejak awal 1990-an. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi tidak termasuk makanan dan energi, ukuran tersebut diikuti oleh pembuat kebijakan Federal Reserve yang naik 4,1%.
“Apa yang kita lihat terjadi telah terjadi berkali-kali dalam sejarah, rasanya seperti menonton film lagi,” kata Dalio.
Berita Terkait
-
Investasi Bodong Jadi Musuh Besar Pelaku Industri
-
Simak! Ini Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid 19 Melalui Aplikasi dan Tanpa Aplikasi
-
Singgung UMP 2022 dan Beban Kerja, Menteri Investasi: Yang Penting Bisa Dapat Gaji
-
Terima Kunjungan Menteri Senior Singapura, Ma'ruf Singgung Peningkatan Nilai Investasi
-
Tiket Pesawat Hingga Jengkol Sumbang Inflasi di Sumatera Barat
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Menkeu: Itu Suara Sebagian Kecil Rakyat
-
Menkeu Baru: Sukar Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tahun Ini, Pak Presiden
-
Menkeu Purbaya Punya Kekayaan Rp 39 Miliar, Koleksi 4 Mobil Mewah
-
BPJS Kesehatan Boyong Golden Trophy 2025, GRC Jadi Kunci Layanan
-
Saham Emiten Rokok Terbang Tinggi saat Perbankan Ambruk: Efek Sri Mulyani Diganti?
-
Harga Emas Antam Tembus Rp2 Juta per Gram! Ini 5 Fakta di Balik Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
-
Purbaya: Tidak Terlalu Sulit Memperbaiki Ekonomi yang Lambat
-
Waspada! Rupiah Besok Diramal Merosot Setelah Reshuffle Kabinet
-
Kaget Dilantik jadi Menkeu, Purbaya: Saya Pikir Saya Ditipu!
-
Asing Bawa Kabur Dana Rp 543,7 Miliar dari Pasar Saham di Tengah Reshuffle Kabinet