Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta restu dari Komisi VI DPR gara bisa menghapus anak dan cucu usaha perusahaan pelat merah yang berada di bawah kementerian tersebut. Sebab, ia menyebut anak dan cucu usaha BUMN saat ini sudah terlalu banyak.
Selain itu, kehadiran anak dan cucu BUMN justru merugikan induk usahanya sendiri. Banyak anak dan cucu BUMN justru menggrogoti keuntungan dari induk usahanya.
Sebenarnya, Erick mengemukakan, jika pihaknya bisa langsung menghapus anak dan cucu BUMN tanpa adanya restu. Namun, menurutnya lebih formal, jika meminta izin telebih dahulu dengan Komisi VI DPR RI sebagai pengawas.
"Nah ini, saya meminta dukungan politik, walaupun kita tahu, kita bisa lakukan tanpa restu. Tetapi kita mau kan sama, kita ini kan merupakan tupoksi yang sangat terbuka dengan Komisi VI. Kami minta komisi VI mengawal daripada pelepasan daripada BUMN yang kecil," ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Kamis (2/12/2021).
Menurut Erick, saat ini Kementerian BUMN juga telah berhasil memangkas jumlah BUMN dari yang 104 menjadi 41 BUMN saja. Selain itu, pihaknya juga membuat rapi holding para BUMN.
Misalnya, Holding Semen Indonesia yang mana hampir BUMN Semen telah masuk dalam holding tersebut, hanya satu saja yang belum masuk yaitu Semen Baturaja. Kemudian, tambah dia, Holding BUMN pertambangan yang dikendalikan oleh MIND ID.
"Kita melihat masih banyak anak cucu BUMN yang nilainya kecil-kecil, yang dikelola tidak maksimal, yang akhirnya ibarat ini holding ini anak-anak cucu semua nyedot terus seperti benalu, yang akhirnya holdingisasi yang sudah rapi akan juga tersedot dengan yang kecil-kecil," ucap Erick.
Ketua Pelaksana KPCPEN ini menegaskan, dengan penghapusan anak dan cucu usaha BUMN ini secara otomatis juga menghilangkan kerajaan-kerajaan di daerah.
Sehingga, tambah Erick, BUMN bisa memberikan pengusaha di daerah bisa berkembang dan menciptakan lapangan pekerjaaan buat masyarakat sekitar.
Baca Juga: Ingatkan BUMN Karya Fokus Core Bisnis, Menteri Erick: Gak Seperti Sekarang Palugada
"Jadi kita bisa menciptakan lapangan kerja dan pengusaha-pengusaha baru, yang selama ini kita sering dituduh justru mematikan pengusaha daerah. Toh ini sejalan dengan transformasi yang disepakati dengan Komisi VI. Toh ini sejalan dengan mengecilkan jumlah BUMN, kita lebih baik maen yang besar-besar," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun