Suara.com - Tak hanya menyangkut kesehatan publik, merokok ternyata masih jadi momok menakutkan bagi orang berpenghasilan rendah atau miskin.
Konsultan Emeritus di Rumah Sakit St Vincent dan Ketua Lembaga Australia21 Alex Wodak mengatakan, merokok menjadi salah satu masalah kesehatan publik yang besar. Ia mengemukakan, ada delapan juta orang meninggal akibat rokok setiap tahunnya.
“Merokok masih menjadi masalah kesehatan publik yang besar dengan dampak yang signifikan pada orang-orang berpenghasilan rendah dan kurang beruntung,” kata Alex Wodak dikutip Suara.com pada Kamis (2/12/2021).
Demi menciptakan perbaikan kualitas kesehatan publik, Alex menyarankan penggunaan produk tembakau alternatif dalam membantu perokok dewasa untuk berhenti merokok.
“Dengan adanya bukti penerapan pengurangan risiko melalui produk tembakau alternatif, produk ini dapat memberikan kesempatan yang menakjubkan bagi kesehatan masyarakat untuk mengurangi penyakit dan kematian,” katanya.
Sementara itu, Head of Medical Community Alodokter Alni Magdalena menjelaskan, individu yang terbiasa merokok telah mengalami adiksi terhadap nikotin dalam rokok. Akibatnya, individu tersebut kesulitan untuk berhenti merokok.
“Perlu diketahui bahwa nikotin bukan penyebab utama dari berbagai penyakit terkait merokok, melainkan TAR,” kata Alni.
Agar terhindar dari bahaya akibat merokok, Alni menyarankan perokok dewasa untuk berhenti langsung dari kebiasaan merokok atau zero risk.
Namun, apabila strategi tersebut sulit dilakukan, maka konsep pengurangan risiko melalui produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan maupun rokok elektrik, dapat menjadi solusi potensial untuk berhenti merokok.
Baca Juga: Sambut Proyek Rokok Elektrik Sampoerna, Menteri Investasi Singgung Tembakau Masa Depan
Produk tembakau alternatif menerapkan konsep pengurangan risiko karena menerapakan sistem pemanasan dalam penggunaannya, berbeda dengan rokok yang melalui proses pembakaran.
Hasil dari penggunaannya berupa aerosol, bukan asap seperti pada rokok. Dengan begitu, jumlah zat kimia berbahaya yang dihasilkan dari produk tembakau alternatif jauh lebih sedikit dibandingkan rokok.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
Terkini
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
Menkeu Purbaya Puji Bahlil: Cepat Ambil Keputusan, Saya Ikut
-
Pengusaha Kakao Lokal Minta Insentif ke Pemerintah, Suku Bunga Bisa Tembus 12%
-
7 Kontroversi Bandara Morowali: Diresmikan Jokowi, Punya 'Kedaulatan' Sendiri?
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
ESDM: Tahun Depan SPBU Swasta Bisa Impor BBM Sendiri Tanpa Bantuan Pertamina
-
Pemerintah Tak Perlu Buru-buru soal Tudingan Impor Beras Ilegal di Sabang
-
Dua Program Flagship Prabowo Bayangi Keseimbangan APBN 2026 dan Stabilitas Fiskal
-
10 Ide Jualan Pinggir Jalan Paling Laris dengan Modal Kecil
-
Kunci "3M" dari Bank Indonesia Agar Gen Z Jadi Miliarder Masa Depan