Suara.com - Pemerintah makin gencar mengkampanyekan energi hijau. Lantas bagaimana dengan nasib perusahaan-perusahaan pertambangan, terutama batu bara? Badan Usaha Milik Negara bidang pertambangan batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengaku tetap optimis bisnisnya tetap menjanjikan pada 2022 karena Harga Batu bara Acuan (HBA) diperkirakan masih tinggi.
Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA) Suryo Eko Hadianto Suryo di Palembang, Selasa, mengatakan, keyakinan tersebut dilandasi masih tingginya permintaan terhadap batu bara di pasar global.
“Kami sangat yakin akan kondisi bisnis 2022 itu masih bagus. Harga batu bara terjaga tinggi seperti saat ini,” kata Suryo ditulis Selasa (14/12/2021).
Pada tahun ini, harga batu bara melonjak lantaran meningkatnya kebutuhan energi di China dan sejumlah negara di Eropa yang menghadapi musim dingin.
Bahkan beberapa negara yang sudah berkomitmen meninggalkan batu bara sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik seperti Inggris dan Canada justru kembali lagi.
Ini karena harga batu bara yang murah membuat emas hitam ini masih menjadi pilihan.
Di sisi lain, hubungan China dan Australia yang belum pulih juga turut berpengaruh dengan kenaikan harga batu bara ini.
Harga batu bara pada pekan lalu setelah sempat turun di bawah level 150 dolar AS per ton, kini harga batu bara kembali berada di atas 150 dolar AS per ton.
Harga batu bara kontrak pengiriman Februari di ICE Newcastle pada Senin (13/12) berada di level 157,55 dolar AS per ton. Padahal, harga batubara sudah sempat menyentuh level 139,35 dolar AS per ton pada awal bulan ini.
Baca Juga: Ribuan Pekerja Tongkang di Tapin Kalsel Berpotensi Menganggur Imbas Blokade Jalan
Dengan terjaganya harga batu bara pada harga tinggi ini, PTBA optimis dapat menjaga kinerja pada tahun 2022 seperti yang dicapai pada 2021.
Badan Usaha Milik Negara yang memiliki ladang tambang di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan ini mampu mencetak rekor pengumpulan laba bersih sejak perusahaan tersebut berdiri dengan meraup Rp7 triliun per November 2021.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memanfaatkan peluang kenaikan harga batu bara ini yakni meningkatkan porsi ekspor dari 30 persen menjadi 47 persen.
Corporate Secretary PTBA Apollonius Andwie mengatakan sejumlah pasar ekspor baru tengah dijajaki perusahaan, seperti Filipina dan Vietnam.
"Pasar-pasar baru yang diincar PTBA adalah beberapa negara di Asia Tenggara seperti Filipina dan Vietnam," ujar dia.
Sebelumnya pada pertengahan September 2021, harga batu bara mencetak rekor tertinggi sejak 13 tahun. Harga batu bara acuan di Ice Newcastle (Australia) sempat menyentuh hampir 180 per ton dolar AS, tertinggi sejak 2008.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya