Mereka juga berperan dalam menjaga konservasi terumbu, dengan melakukan pemantauan secara rutin dan mengedukasi nelayan lain untuk tidak lagi menangkap ikan secara destruktif.
“Kini kelompok Kimasea telah meninggalkan kebiasaan pencarian ikan dengan cara illegal. Bahkan mereka secara sukarela juga bersedia menjaga terumbu karang buatan yang telah diturunkan melalui monitoring berkala,” kata Rahmad.
Selain didapati 38 genus karang, kawasan rehabilitasi terumbu buatan PKT ini juga mengalami peningkatan jenis ikan mencapai 38 family ikan karang dari sebelumnya 6 family ikan karang pada 2009, dengan indeks keanekaragaman hayati karang sebesar 3,21 dan indeks keanekaragaman hayati ikan karang 1,94 pada pemantaun terahir.
Beberapa jenis ikan karang yang ditemukan di sekitar terumbu buatan PKT adalah ikan kepe-kepe (butterflyfish), kakatua (parrotfish), kakap (snapper), kerapu (grouper), botana (surgeonfish), baronang (rabbitfish), ikan ekor kuning (fusilier), ikan bibir tebal (sweet lips) dan udang mantis.
Dari jenis tersebut, ikan yang dominan ditemukan pada kurun 2009-2016 yakni ikan pemakan algae pada permukaan terumbu buatan, seperti parrotfish, rabbitfish dan surgeonfish. Ada juga ikan fusilier yang merupakan pemakan plankton, yang tersebar di sekitar terumbu buatan.
Sedangkan pada 2017-2019, ditemukan ikan konsumsi dengan ukuran besar, seperti kerapu (goupper) dengan ukuran lebih dari 30 cm. Jumlah ini semakin berkembang hingga 2021, seiring kenaikan jumlah penempelan karang pada terumbu pasca dilakukan transplantasi untuk mempercepat pertumbuhan.
“Pemantauan terumbu buatan rutin dilakukan oleh Departemen Lingkungan Hidup PKT dan Departemen CSR, bekerjasama dengan Pupuk Kaltim Diving Club (PKTDC), untuk mengetahui organisme karang yang tumbuh pada permukaan terumbu, serta jumlah ikan yang memanfaatkan keberadaan terumbu tersebut,” lanjut Rahmad.
Meski begitu, tak dipungkiri masih didapati beberapa terumbu yang mati akibat alam dan perilaku manusia, seperti bleaching coral (pemutihan) karena meningkatnya suhu dalam laut yang terjadi secara perlahan (global warming effect), maupun kerusakan lain akibat terkena jangkar kapal yang melintas hingga penyelam yang kurang bertanggungjawab.
Hal ini menjadi perhatian PKT untuk terus mengembangkan pengelolaan program rehabilitasi terumbu secara berkesinambungan, termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengajak seluruh pihak berperan untuk lebih berkomitmen menjaga ekosistem perairan secara konsisten.
Baca Juga: Tutup Tahun Produksi 2021, Kinerja Produksi Pupuk Kaltim Lampaui Target RKAP
Apalagi Kota Bontang dengan luas perairan mencapai 70% dari total wilayah, memiliki potensi besar akan hasil perikanan dan kelautan, termasuk beragam pulau kecil yang tersebar di batas laut terluar, merupakan bagian dari Segitiga Terumbu Karang Dunia (Coral Triangle) yang dicadangkan sebagai Pusat Keanekaragaman Hayati Laut bagi keamanan pangan dunia.
“Ini menjadi konsen PKT ke depan, dengan meningkatkan realisasi dan capaian target program rehabilitasi terumbu karang di perairan Bontang. Langkah ini akan terus kita lanjutkan untuk mengembalikan populasi ikan dan terumbu, sehingga manfaat tak hanya dirasakan masyarakat dan daerah tapi juga ekosistem perairan secara luas,” pungkas Rahmad.
Berita Terkait
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Harga Perak: Turun Tipis Dalam Sepekan, Harga Dunia Menguat
-
Gaji Pensiunan ASN, TNI Dan Polri Taspen Naik Tahun 2025: Cek Faktanya
-
AADI Tebar Dividen Interim Rp4,17 Triliun, Potensi Rp 536 per Saham: Cek Jadwalnya
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya
-
Industri Pelayaran Ikut Kontribusi ke Ekonomi RI, Serap Jutaan Tenaga Kerja
-
Emiten CGAS Torehkan Laba Bersih Rp 9,89 Miliar Hingga Kuartal III-2025