Suara.com - Bank Indonesia melihat ekspektasi konsumen terhadap perkiraan kondisi perekonomian selama enam bulan ke depan masih optimistis berada di level 136,6. Hal ini diketahui berdasarkan Survei Konsumen BI periode Desember 2021.
"Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Desember 2021 tercatat sebesar 136,8 sedikit menurun dari 137,8 pada November 2021, disebabkan oleh termoderasinya seluruh komponen indeks pembentuk IEK," tulis BI seperti dikutip dari Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia, Senin (10/1/2022).
Sementara, Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja masing-masing tercatat sebesar 139,2 dan 133,7.
Hasil itu alami penurunan dari 140,7 dan 134,9. Sejalan dengan hal tersebut, Indeks Ekspektasi Penghasilan juga tertahan pada level 137,5.
Secara spasial, penurunan IEK Desember 2021 terjadi di 11 kota yang disurvei, dengan penurunan terbesar di Pontianak (minus 13,7 poin), diikuti Banten (minus 12,7 poin) dan Bandung (minus 8,0 poin).
Di sisi lain, Survei BI menunjukkan konsumen memprakirakan perkembangan kegiatan usaha ke depan menurun, terindikasi dari Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha sebesar 139,2 lebih rendah dari 140,7 pada bulan sebelumnya.
Ekspektasi konsumen terhadap tersedianya lapangan kerja pada enam bulan mendatang juga terpantau menurun, terindikasi dari Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja Desember 2021 sebesar 133,7. Angka ini lebih rendah dibandingkan 134,9 pada bulan sebelumnya.
Senada dengan ekspektasi kegiatan usaha dan ketersediaan lapangan kerja, ekspektasi responden terhadap penghasilan juga tertahan, tercermin dari Indeks Ekspektasi Penghasilan Desember 2021 sebesar 137,5, sedikit menurun dari 137,9 pada bulan sebelumnya.
Baca Juga: Data BI: 76,2 Persen Pendapatan Konsumen Digunakan Untuk Konsumsi
Berita Terkait
-
Data BI: 76,2 Persen Pendapatan Konsumen Digunakan Untuk Konsumsi
-
Survei Konsumen Bank Indonesia; Konsumen Masih Yakin Ekonomi Masih Terjaga Meski Pandemi
-
Airlangga Ungkap Strategi Pemerintah Jaga Pertumbuhan Ekonomi 2022
-
Catatan BI: Cadangan Devisa Akhir Desember 2021 Turun Jadi 144,9 Miliar Dolar AS
-
Cadangan Devisa Desember 2021 144,9 miliar dolar AS, Turun Dibanding November
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen