Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperluas dan mengembangkan layanan perbankan melalui sinergi dengan perusahaan BUMN lainnya. Sebagai bentuk dari implementasi tersebut, BRI menggandeng PT Kereta Api Indonesia (Persero) beserta anak usahanya dalam kerja sama fasilitas Notional Pooling.
Perjanjian kerja sama fasilitas Notional Pooling ini ditandatangani oleh Direktur Institutional & Wholesale Business BRI, Agus Noorsanto, didampingi oleh Division Head Transaction Banking Division BRI, Novita S. Djani dan Division Head Infrastructure, Transportation, Oil & Gas Division Suyitno di Auditorium Brillian Centre Rabu, 26 Januari 2021.
Selain itu, hadir Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko KAI, Salusra Wijaya, Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia, Roppiq Lutzfi Azhar, Direktur Utama PT Kereta Api Properti Manajemen, Yoseph Ibrahim, Direktur Utama PT Kereta Api Logistik TLN, Ahmad Malik Syah, Direktur Utama PT Reska Multi Usaha, Tamsil Nurhamedi, dan Direktur Utama PT Kereta Api Wisata, Hendy Helmy.
Agus Noorsanto menjelaskan, fasilitas Notional Pooling merupakan layanan cash management dari BRI yang menawarkan mekanisme konsolidasi posisi saldo rekening peserta pooling. Layanan ini bertujuan untuk optimalisasi pengelolaan dana.
“BRI meyakini, layanan Notional Pooling ini mampu menjadi solusi antara KAI beserta anak usahanya yang memiliki kebutuhan dana jangka pendek dengan yang memiliki dana idle. Keduanya dapat diwujudkan tanpa adanya perpindahan dana antarrekening,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Agus, Notional Pooling BRI memiliki berbagai keunggulan untuk memudahkan pengelolaan dan monitoring rekening perusahaan dengan transaksi real time online 24 jam. Layanan tersebut juga mudah dioperasikan dengan teknologi yang user friendly.
Tak hanya sebagai solusi untuk mengoptimalkan pengelolaan dana perusahaan, kerja sama ini juga dapat meningkatkan sinergi antara BRI dan KAI Group, serta BUMN lainnya. BRI akan terus berupaya meningkatkan kinerja layanan cash management dengan pendekatan ekosistem nasabah. Keberhasilan itu terlihat dari volume penggunaan Cash Management BRI yang mencapai Rp11 triliun sepanjang tahun lalu.
Berita Terkait
-
Jadi Penentu Kemenangan Persija, Taufik Hidayat: Semoga Jadi Awal yang Baik buat Tim
-
Mengenal Embrio, Strategi BRI Ciptakan Talenta Digital Inovatif & Tangguh
-
Jelang Persebaya vs PSS Sleman, Aji Santoso Fokus Benahi Lini Belakang Tim
-
Duo Darah Muda Jadi Aktor Kemenangan Persija, Sudirman: Mereka Hebat tapi Masih Ada Kurangnya
-
Jadi Pahlawan Persija, Sudirman Ungkap Kemampuan Taufik Hidayat yang Tak Dimiliki Marko Simic
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025