Suara.com - Brand-brand besar seperti PepsiCo, Coca-Cola, McDonald’s dan Starbucks telah menutup operasionalnya di Rusia, menyusul banyaknya kritik yang dihadapi empat merek tersebut karena masih beroperasi.
Seperti dilansir CNBC, dalam beberapa hari terakhir, Pepsi, Coke, McDonald’s dan Starbucks telah menuai kritik karena terus beroperasi di Rusia, sementara perusahaan AS lainnya mengumumkan penangguhan dan penghentian penjualan.
"Hati kami bersama orang-orang yang menanggung dampak buruk dari peristiwa tragis di Ukraina ini. Kami akan terus memantau dan menilai situasi seiring perkembangan keadaan," kata manajemen Coca Cola dalam sebuah pernyataan singkatnya.
Rusia mewakili salah satu dari sedikit wilayah di seluruh dunia di mana saingan Coca Cola, PepsiCo , memiliki bisnis yang lebih besar.
Coca Cola mengatakan bisnisnya di Ukraina dan Rusia menyumbang sekitar 1% hingga 2% dari pendapatan operasional bersih konsolidasi dan pendapatan operasional pada tahun 2021.
Di sisi lain, Pepsi menghasilkan sekitar 4% dari pendapatan tahunannya di Rusia, meskipun tidak menghentikan semua bisnis di negara itu. Perusahaan mengatakan akan terus menjual beberapa produk penting, seperti susu formula, susu dan makanan bayi.
Merek Pepsi-Cola, 7UP dan Mirinda, bersama dengan investasi modal dan semua kegiatan iklan dan promosi akan ditangguhkan.
"Sebagai perusahaan makanan dan minuman, sekarang lebih dari sebelumnya kami harus tetap setia pada aspek kemanusiaan dari bisnis kami," tulis CEO Pepsi Ramon Laguarta dalam memo kepada karyawan.
The Wall Street Journal melaporkan sebelumnya pada hari Selasa bahwa Pepsi sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk bisnisnya di Rusia, termasuk menghapus nilainya. Sanksi ekonomi telah sangat memperumit proses pembongkaran aset Rusia.
Baca Juga: Ferrari Berikan Donasi Kepada Warga Ukraina Terdampak Operasi Militer, Tangguhkan Ekspor ke Rusia
Sementara, McDonald’s mengumumkan semua 850 restorannya di Rusia akan ditutup sementara.
Sekitar 84% lokasi McDonald’s di Rusia dimiliki oleh perusahaan, sedangkan sisanya dioperasikan oleh pemegang waralaba.
Starbucks melangkah lebih jauh dari McDonald’s, dengan mengatakan akan menangguhkan semua aktivitas bisnisnya di Rusia, termasuk pengiriman produknya.
CEO Starbucks Kevin Johnson mengutuk serangan itu dalam sebuah surat pada hari Jumat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Jurus Jitu SIG dan BRI Latih Puluhan Pelaku UMKM Jualan Online
-
Harga Emas di Pegadaian Hari Ini: Emas Antam Bertahan di Rp 2.290.000
-
Bitcoin Gagal Tembus USD 110.000 di Tengah Tekanan Opsi USD 17 Miliar, Pekan Terburuk?
-
Prediksi IHSG Hari Ini di Tengah Pelemahan Bursa Asia Imbas Tekanan Tarif Trump
-
Anggaran MBG Rp 1,2 Triliun per Hari, Begini Kata Menteri Keuangan
-
Berapa Gaji Pejabat BGN yang Urusi MBG? Ini Penjelasannya
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!