Suara.com - Asosiasi Pulp (Bubur Kertas) dan Kertas Indonesia (APKI) terus berupaya mengawal pengembangan Industri Pulp dan Kertas untuk terus bisa berdaya saing dalam tingkat nasional , regional dan internasional melalui peningkatan awareness terhadap isu-isu yang tengah berkembang di dunia dan masyarakat, termasuk dalam hal memenuhi berbagai instumen dalam aspek Lingkungan, seperti Sosial dan Tata Kelola (ESG).
Dalam rangka mempersiapkan garis besar kebijakan organisasi dan penigkatan awareness terhadap isu ESG, APKI mengadakan agenda seminar internasional bertajuk “Promoting ESG Based Competitiveness of Pulp and Paper Industry: A Lesson Learned From International Point of View” dengan pembicara para ahli dari dalam dan luar negeri seperti dari Kementerian Perindustrian, Akademisi ITB, lembaga Think Tank PT. Life Cycle Indonesia, Fastmarkets RISI, AFRY yang juga didukung oleh mitra APKI yakni Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta dan Kedutaan Finlandia di Jakarta.
Seminar Internasional yang merupakan rangkaian acara - Pre Kongres APKI 2021 ini - membahas ESG dari berbagai sudut pandang, baik dari sisi kegiatan ekonomi perdagangan, ekonomi sirkular, pemanfaatan limbah, perhitungan karbon, sertifikasi lingkungan dan lainnya.
Tema ataupun topik yang diusung pada tiap sesi diskusi Seminar Internasional ini diantaranya adalah:
- International Trade Proposals Affecting the Industry
- Market Outlook for Recovered Paper and Its Management in China
- Assessment to advance on Carbon Emission Calculation for Pulp and Paper Industry
- The Role of LCA as a Beyond Compliance PROPER Criteria in Achieving ESG and Carbon Market
- Southeast Asian Market Outlook and Competitiveness for Paper and Packaging
- Challenge and Opportunity on implementing ESG to Pulp and Paper Industry: ESG in Brief and Opportunities
- Leading Global Pulp and Paper Companies to Manage and Develop ESG Results / Performances
- Feasibility of The Effective and Efficient Sludge Treatment and Management Technology in Pulp and Paper Industry
Ketua Umum APKI, Aryan Warga Dalam, mengatakan bahwa industri pulp dan kertas memiliki potensi daya saing yang kuat dan didukung dengan terus dilakukannya pengembangan teknologi seperti otomasi dan digitalisasi untuk menyongsong daya saing industri pulp dan kertas kedepannya.
“Industri Pulp dan Kertas Indonesia terus berupaya untuk terus dapat bertahan dan mengembangkan industri meskipun pada masa ini terus ditekan oleh berbagai pihak seperti tuduhan pelanggaran lingkungan oleh NGO, Hambatan Perdagangan tarif tinggi, tuduhan trade remedies dan juga hambatan non tarif, belum lagi saat ini konstelasi antar negara tengah tinggi tensinya salah satunya dengan adanya agresi militer Rusia ke Ukraina yang berpotensi memicu perang, juga mau tidak mau bisa berimbas pada industri karena menyebabkan semakin kontainer dan terhambatnya logistik dunia,” kata Aryan.
“Hasil diskusi hari ini diharapkan dapat menjadi bahan dan materi pembelajaran bagi pelaku industri pulp dan kertas Indonesia untuk mengembangkan industrinya serta menjadi dasar penyusunan kebijakan pada kepengurusan APKI mendatang” Tambah Aryan.
Seraya dengan Aryan, Direktur Eksekutif APKI, Ibu Liana Bratasida menyimpulkan agar kedepannya, Industri Pulp dan Kertas terus bisa bertumbuh dan maju menjadi juara di tingkat ASEAN, Asia dan bahkan Dunia serta terus bisa mengikuti isu-isu yang berkembang di dunia.
“Saat ini Indonesia peringkat 1 di ASEAN, peringkat 3 untuk pulp dan peringkat 4 untuk kertas dittingkat ASIA, serta peringkat 8 untuk pulp dan peringkat 6 untuk kertas ditingkat Dunia dengan kontribusi 3.84% untuk GDP non migas. Kedepannya harus optimis untuk dapat dipertahankan dan bahkan terus ditingkatkan” ujar Liana Bratasida.
Baca Juga: Ciptakan Ketenagakerjaan yang Kondusif, Menaker Kukuhkan APKI dan AMHI
“Pelaku bisnis industri pulp dan kertas memiliki komitmen yang sangat kuat terhadap keberlanjutan dengan meningkatkan kinerja mereka baik pada ESG atau langkah-langkah keberlanjutan lainnya, serta berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Namun, pada saat yang sama, Dunia Usaha dan Industri juga berharap adanya pemahaman dan persepsi yang sama tentang apa saja persyaratan atau standar ESG yang dapat disepakati. Pertemuan G20 yang akan dilakukan tahun ini akan menjadi forum yang tepat untuk membahas ESG, dan saya berharap juga melalui forum B20 yaitu perwakilan komunitas bisnis di bawah G20, akan membahas lebih lanjut bagaimana meningkatkan kinerja ESG dan mengkomunikasikannya secara global”. Tambah Liana.
Tahun 2022 ini juga menandakan usia ke 53 tahun APKI. Organisasi yang mewadahi dan merupakan forum diskusi bagi pelaku industri pulp dan kertas di Indonesia ini, pada Maret 2022 juga akan menyelenggarakan Kongres APKI 2021 bertemakan “Peluang dan Tantangan Industri Pulp dan Kertas Berbasis ESG” yang akan dilaksanakan pada Rabu-Kamis 23-24 Maret 2022 di Grand Hyatt Hotel, Jakarta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN
-
Pencabutan Insentif Mobil Listrik Perlu Kajian Matang di Tengah Gejolak Harga Minyak
-
Viral di Medsos, Kemenkeu Bantah Purbaya Jadi Otak Penyitaan Duit Korupsi Konglomerat
-
Pemerintah Putuskan Impor Garam Industri 1,1 Juta Ton, Buat Apa?
-
Mandiri Inhealth Telah Bayarkan Klaim Rp 3,9 Triliun Hingga November 2025
-
Babak Belur Dihantam Bencana, Purbaya Akan Tambah Anggaran Aceh Rp 1,63 Triliun di 2026