Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku bersyukur lantaran masih terkendalinya laju inflasi di tanah air. Dia bilang hal tersebut merupakan kabar bagus di tengah gejolak inflasi dunia yang sedang meroket saat Pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam acara Indonesia PPP-Day Plenary Session-Quality Infrastructure Investment for Sustainable and Inclusive Growth, Senin (28/3/2022).
"Di Indonesia kita masih bisa menekan tingkat inflasi, sebagai dampak pandemi Covid-19," kata Sri Mulyani.
Sementara itu, negara-negara dunia lainnya, seperti Amerika Serikat (AS) hingga Eropa saat ini tengah menghadapi tingginya angka inflasi, sehingga beberapa negara tersebut mengambil pengetatan moneternya.
Kondisi pengetatan ini tentunya kata dia akan mengganggu proses pemulihan ekonomi yang sedang berjalan.
"Dan ini menciptakan kerumitan dalam proses pemulihan bagi banyak negara di dunia ini,” ujarnya.
Dikabarkan sebelumnya, laju inflasi Amerika Serikat kembali melonjak pada bulan Februari, bahkan menyentuh level tertinggi sejak 40 tahun terakhir.
Dilansir Bloomberg, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) naik 7,9 persen secara year-on-year (yoy). Dibandingkan bulan Januari, CPI Februari naik 0,8 persen.
Sementara itu, CPI inti yang tidak termasuk komponen makanan dan energi yang mudah menguap, meningkat 0,5 persen dari bulan sebelumnya dan 6,4 persen yoy. Lonjakan inflasi ini dipicu oleh kenaikan harga bensin, makanan, dan tempat tinggal.
Baca Juga: Efek Perang Rusia-Ukraina: Inflasi di Negara Industri, Kelaparan di Negara Miskin
Sementara dari tanah air, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2022 terjadi deflasi sebesar 0,02 persen. Dari 90 kota, 53 kota mengalami deflasi dan 37 kota mengalami inflasi.
Sehingga tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Februari) 2022 sebesar 0,54 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2022 terhadap Februari 2021) sebesar 2,06 persen.
Komponen inti pada Februari 2022 mengalami inflasi sebesar 0,31 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Februari) 2022 sebesar 0,72 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Februari 2022 terhadap Februari 2021) sebesar 2,03 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!