Suara.com - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengumumkan hasil kinerja bisnis yang tangguh sepanjang kuartal I-2022.
"Dalam kuartal I-2022, kami mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$ 677.7 juta di kuartal I-2022. Angka itu mengalami kenaikan 13 persen dari posisi US$ 598.4 juta pada kuartal pertama 2021," ucap Direktur Chandra Asri Suryandi dalam keterangan resminya, ditulis Kamis (28/4/2022).
Dia menyebut, sepanjang kuartal I-2022, keadaan makro masih menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan.
Tak lupa, sebagian besar kinerja perusahaan juga dipengaruhi oleh perang Rusia-Ukraina. Ketegangan kedua negara itu, memicu harga minyak mentah melonjak hingga lebih dari US$ 100 per barel.
Kemudian, kata dia, juga dipicu oleh permintaan yang lebih rendah ke China karena dampak Covid-19.
"Hasilnya permintaan petrokimia, terutama poliolefin sangat rendah ke China," jelas dia.
Dengan tantangan yang berat itu, membuat beban pokok pendapatan meningkat 45 persen menjadi US$ 652.7 juta di kuartal I-2022, dari posisi US$450.8 juta pada kuartal I-2021.
Sebagian besar disebabkan harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi, yakni harga Naphtha sebesar US$ 856/T, dari posisi rata-rata US$534/T pada kuartal I-2021.
Lalu didukung kenaikan 66 persen harga minyak mentah jenis brent selama kuartal I-2022 menjadi US$ 101/bbl, dibanding harga rata-rata US$ 61/bbl pada kuartal pertama 2021.
Baca Juga: Chandra Asri Komitmen Pada 3 Prinsip Ini Guna Mendongkrak Kinerja
Semua goncangan itu, membuat posisi EBITDA perusahaan mengalami penurunan 83.6%, dari posisi US$ 146.7 juta di kuartal I-2021 menjadi US$ 24.1 juta pada kuartal I-2022.
Chandra Asri terus pertahanan neraca keuangan yang sehat dan kuat
Suryandi menegaskan, perusahaan bekerja keras akan mempertahanan neraca keuangan yang kuat, dengan posisi likuiditas sebesar US$ 2,550 juta, terdiri dari US$ 1,724 juta (kas dan setara kas), sebesar US$ 398 juta (surat berharga), dan sebesar US$ 428 juta (fasilitas kredit yang sudah dinyatakan komit).
"Fundamental yang kokoh menempatkan Chandra Asri pada posisi yang kuat untuk menavigasi melalui ketidakpastian yang sedang berlangsung dan untuk menangkap peluang yang muncul," jelas dia.
Lanjut dia mengatakan, dalam menjalankan kinerja bisnisnya, perusahaan akan terus fokus dalam mewujudkan 3 strategi utama, yaitu:
1. Pertumbuhan transformasional melalui proyek CAP2.
2. Keberlanjutan & ESG.
3. Transformasi Digital.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Drama Saham DADA: Dari Terbang 1500 Persen ke ARB Berjamaah, Apa Penyebabnya?
-
Emiten Afiliasi Haji Isam PGUN Buka Suara Soal Lahan Sawit
-
Resmi! Pansel Dewas dan Direksi BPJS 2026-2031 Dibentuk, Seleksi Dimulai Pekan Ini
-
Menko Airlangga Bongkar Alasan Cabut PIK 2 dari Daftar PSN Prabowo
-
Telkom Dukung Kemnaker Siapkan Program Pemagangan bagi Lulusan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Menkeu Purbaya soal Perang Dagang AS-China: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung!
-
Dikritik 'Cawe-Cawe' Bank BUMN, Menkeu Purbaya: Saya Dewas Danantara!
-
Jurus Kilang Pertamina Internasional Hadapi Tantangan Ketahanan Energi
-
IFG Catat Pengguna Platform Digital Tembus 300 Ribu Pengguna